KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkebunan kelapa sawit berperan penting dalam memajukan perekonomian daerah perdesaan di Indonesia. Perkembangan perkebunan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kegiatan ekonomi lokal, seperti perdagangan dan jasa. Pakar ekonomi Lincolin Arsyad menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah akan berkembang seiring dengan perubahan struktur ekonomi, termasuk di sektor perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Jauh Melampaui 2023, Kinerja BWPT 9 Bulan Hasilkan Laba Bersih Rp 185 Miliar "Keberadaan perkebunan ini meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan menciptakan peluang bisnis baru bagi masyarakat local," ujar Lincolin sepserti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/11). Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI), Dedi Junaedi, menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung kesejahteraan petani sawit, khususnya di daerah transmigrasi. Sawit menjadi sumber devisa terbesar kedua setelah batu bara dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi regional. Namun, tantangan terkait produktivitas dan legalitas masih menjadi kendala, termasuk akses petani terhadap benih unggul dan praktik budidaya berkelanjutan.
Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Catat Produksi TBS 2,7 Juta Ton per September 2024 GPPI juga mendorong penerapan sertifikasi berkelanjutan seperti RSPO dan ISPO untuk memastikan kelapa sawit Indonesia dapat bersaing di pasar global. Selain itu, GPPI mendukung pembentukan koperasi petani sawit agar mereka memiliki posisi tawar yang lebih baik. Dalam diskusi FGD Sawit Berkelanjutan, pemimpin redaksi Infosawit, Ignatius Ery Kurniawan, menyatakan bahwa perkebunan kelapa sawit telah mengubah banyak wilayah perdesaan menjadi daerah yang lebih maju. Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam membantu petani membentuk kelembagaan dan meningkatkan akses terhadap pendanaan, terutama untuk peremajaan kebun sawit rakyat. Marselinus Andry dari Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menjelaskan, SPKS berfokus pada pendataan dan sertifikasi lahan petani sawit untuk memperkuat legalitas kepemilikan lahan.
Baca Juga: Pemerintah akan Berikan Sanksi 537 Perusahaan Kelapa Sawit Beroperasi Tanpa HGU Selain itu, SPKS juga mendukung pembentukan koperasi dan pelatihan petani untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam budidaya sawit berkelanjutan. Di sisi lain, Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE), Nugroho Kristono, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan bagi petani sawit sangat penting untuk meningkatkan produktivitas. CWE telah melatih ribuan mahasiswa, sebagian besar dari keluarga petani sawit, untuk mendukung keberlanjutan sektor ini.
Diskusi Sawit Berkelanjutan yang didukung oleh BPDPKS terus mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat, untuk menciptakan industri kelapa sawit yang lebih baik dan berdaya saing global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli