KONTAN.CO.ID - Perkembangan
artificial intelegence atau AI terbukti membantu tenaga kerja di Indonesia. Namun, berbagai ancaman AI juga jelas di depan mata. Berdasarkan data dari KOMPAS (2023), jumlah tenaga kerja di Indonesia sebanyak 26,7 juta dan sebanyak 22,1% terbantu dengan kehadrian AI. Vice President Technology Strategy and Consumer Product Innovation Telkomsel, Ronald Limoa mengatakan bahwa di perusahaannya ada tiga pilar untuk AI. Jadi punya konsumer yaitu veronica yang berkolaborasi dengan microsoft. Yang kedua, Telkomsel punya Ted yang untuk konsumer enterprise. Terakhir ada pemanfaatan AI yang untuk internalisasi.
"Teknologi kami itu selaini AI dan ESG. Kami berkolaborasi dengan partner kami untuk meningkatkan AI dan ESG itu," katanya Ronald dalam acara Selular Award 2024 yang dihadiri KONTAN, Senin (24/6) malam.
Baca Juga: Ini Sentimen yang Bakal Menopang Kinerja Reksadana Offshore di Sisa Tahun 2024 Misalnya saja kantor-kantor yang ada di perkotaan, ketika karyawan sudah pulang jaringannya dikecilkan. Akan tetapi, di daerah rural, justru ketika orang sudah pulang kantor networknya diperbesar. Lantaran inovasi di bidang AI inilah yang membawa Telkomsel berhasil meraih penghargaan di Selular Award 2024 bersama dengan Ericsson, ZTE, IOH dan beberapa persuahaan lainnya. CEO & Editor in Chief Selular Media Network, Uday Rayana mengatakan meski pemanfaatan AI besar sebenarnya dari sisi ancaman juga besar. Misalnya saja "isu seperti pencurian data, pengetatan pengawasan, bias algoritmik, dan automatisasi, merupakan contoh risiko baru yang menerobos hak privasi dan non-diskriminasi. "Selain itu, kesenjangan dalam hal keterampilan digital dan aksesibilitas, baik di kota maupun di desa, memperkuat ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan gender yang ada," kata Uday pada kesempatan yang sama.
Baca Juga: SKKL SMPCS Teribas Aktivitas Perikanan Tangkap, Begini Langkah Telkom (TLKM) Denny Setiawan, Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan hal yang senada. Di balik manfaatnya yang besar banyak ancaman dari AI ini. "Kita lihat banyak potensi, tetapi juga banyak tantangan. Salah satunya keterbatasan sumber daya manusia serta keamanan data dan privasi,"terangnya. Denny mengatakan sebenarnya Menteri Kominfo No 3 Tahun 2021 yang mengatur soal industri yang memanfaatkan pemrograman berbasis AI dan proses penyususan pedoman etika agar selaras UU ITE dan UU PDP. Strategi yang dilakukan oleh Kominfo diantaranya pemerataan akses internet untuk mendukung penerapan AI, penyelenggaraan sistem penghubung layanan pemerintah dan jariangan intra pemerintah untuk menghubungkan konsumen data, dan masih banyak strategi lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Francisca bertha