KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kampanye tentang investasi saham semakin meluas. Bukan hanya otoritas terkait, kini praktisi dan sejumlah komunitas saham semakin gencar mengedukasi masyarakat akan pentingnya berinvestasi saham. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Boleh jadi, ungkapan ini menjadi inspirasi bagi Ryan Filbert. Seorang praktisi dan inspirator investasi ini meluncurkan buku ke-15, yang bertajuk Yuk Belajar Nabung Saham. Dia memang punya mimpi dan cita-cita untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar memahami dunia investasi, khususnya saham. Ryan membangun komunitas investasi sejak tahun 2014. Kini, ia mengkliam, anggota komunitasnya sudah mencapai lebih dari 10.000 orang.
Selain mengedukasi masyarakat melalui buku, Ryan juga menggelar berbagai seminar tentang menabung saham. Ke depan, dia berencana membuat komik tentang investasi yang ditujukan bagi masyarakat yang awam tentang dunia finansial. "Saya berusaha mengedukasi masyarakat bahwa menabung itu tidak bisa membuat kaya. Bila ada orang yang kaya setelah tahun 2000-an, mungkin dia kaya dengan menabung dari hasil korupsi," tutur Ryan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/11). Latar belakangnya sebagai pengajar, membuat Ryan ingin mendidik orang untuk berinvestasi saham. Sejatinya, dia berangkat dari keluarga yang tidak mendukungnya berinvestasi melalui saham. Namun Ryan tetap teguh menabung saham. Dia memaparkan beberapa prinsip, seperti berinvestasi di masa tua. Dalam satu bulan, jika seseorang memiliki penghasilan Rp 20 juta, maka sebaiknya 50%-nya masuk ke pasar modal. Tentang saham yang dipilih, Ryan bilang, tidak ada rumus baku. Namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya, jika ingin berinvestasi 10 tahun, maka menjauhi saham pertambangan. Ini berdasarkan beberapa faktor. Misalnya, cadangan tambang bisa saja habis. Kemudian fluktuasi harganya cukup tinggi. Apa yang dilakukan Ryan dan beberapa komunitas lainnya sejalan dengan upaya otoritas BEI untuk memasyarakatkan investasi saham.