Di Indonesia, bakpao jamak dijumpai di pasar-pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan; maupun mangkal di depan rumah sakit dan gereja. Ditengah kemacetan di jalanan ibukota, pedagang sering memarkirkan gerobak bakpao-nya di setiap 300 meter untuk menadah rezeki dari perut pengendara yang kelaparan ditengah perjalanan yang masih panjang. Di Jogja, bakpao juga sering ditemukan diantara puluhan makanan yang diusung oleh penjaja tenongan dan ditata dengan rapi di tenong-tenongnya. Ba', atau baq dalam bahasa Hokkian berarti daging; dan bao atau pao itu mengacu pada roti putihnya yang hangat, bundar, putih dan mulus. Dus, roti putih dengan isian daging itu bernama bakpao. Dalam perkembangannya, bakpao tak hanya berisi daging, tetapi juga sayur asin maupun kacang tanah halus. Konon, bakpao ini ditemukan oleh Zhuge Liang (181-234), salah ahli strategi terbaik China yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri. Liang terlibat dalam penumpasan pemberontakan suku di selatan yang dimpimpin oleh Meng Huo. Suku pemberontak itu juga dikenal dengan Nanman alias orang barbar dari selatan. Dalam penumpasan itu, tujuh kali Meng Huo ditangkap, dan tujuh kali pula ia dibebaskan oleh Liang. Sesudahnya, Meng Huo tidak pernah memberontak lagi lantaran terharu atas cara yang dilakukan oleh Liang terhadap aksinya. Dalam perjalanannya menuju Cheng Du, Liang harus melewati sungai besar yang sarat dengan gelombang dan badai besar. "Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai," kata Meng Huo kepada Liang. Karena Liang tidak mau membikin pertumpahan darah, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia; bulat namun rata pada dasar kepalanya. Kue tersebut adalah bakpao (baozi). Di bakpao yang tak ada isinya, biasanya memuat huruf mandarin Mantou yang artinya 'kepala orang barbar'. Kini, produk bikinan Zhuge Liang itu muncul dengan varian anyarnya. Meski tetap hangat, putih dan mulus, namun bentuknya tak lagi bulat; melainkan menyerupai ikan hinga kembang. Namanya juga bukan bakpao, tetapi Fun Pao. Pembuat Fun Pao ini bukanlah Zhuge Liang, melainkan Tim Bogasari Kitchen. Bagaimana membikin Fun Pao? Pada Bogasari Expo yang akan digelar 25-28 November 2010 di Lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta, tim ini akan membeberkan pembuatan Fun Pao pada pengunjung pameran. Fransiscus Welirang Direktur Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menjelaskan, pengolahan maupun peralatan yang digunakan untuk membikin Fun Pao ini cukup sederhana sehingga pengunjung bisa mengembangkannya menjadi usaha makanan. Dalam sesi pelatihan yang akan digelar oleh Bogasari, setiap pengunjung akan diberitahu resepnya. “Tidak ada yang dirahasiakan, semua kami ajarkan,” jelas Franky.Tim Bogasari menamai Fun Pao nya sesuai dengan isinya. Misalnya, Fun Pao Kacang Merah, Fun Pao Cha Siu Ayam, maupun Fun Pao Keju Chili. Varian anyar yang diciptakan Tim Bogasari ini bisa dikelola dan dikembangkan secara bisnis. Jadi, pengunjung yang berniat membuka usaha bakpao, bisa mengunduh ilmu Fun Pao di Bogasari Expo. Semuanya berbasis terigu
Perkenalkan saudara mudanya bakpao, Fun Pao
Di Indonesia, bakpao jamak dijumpai di pasar-pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan; maupun mangkal di depan rumah sakit dan gereja. Ditengah kemacetan di jalanan ibukota, pedagang sering memarkirkan gerobak bakpao-nya di setiap 300 meter untuk menadah rezeki dari perut pengendara yang kelaparan ditengah perjalanan yang masih panjang. Di Jogja, bakpao juga sering ditemukan diantara puluhan makanan yang diusung oleh penjaja tenongan dan ditata dengan rapi di tenong-tenongnya. Ba', atau baq dalam bahasa Hokkian berarti daging; dan bao atau pao itu mengacu pada roti putihnya yang hangat, bundar, putih dan mulus. Dus, roti putih dengan isian daging itu bernama bakpao. Dalam perkembangannya, bakpao tak hanya berisi daging, tetapi juga sayur asin maupun kacang tanah halus. Konon, bakpao ini ditemukan oleh Zhuge Liang (181-234), salah ahli strategi terbaik China yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri. Liang terlibat dalam penumpasan pemberontakan suku di selatan yang dimpimpin oleh Meng Huo. Suku pemberontak itu juga dikenal dengan Nanman alias orang barbar dari selatan. Dalam penumpasan itu, tujuh kali Meng Huo ditangkap, dan tujuh kali pula ia dibebaskan oleh Liang. Sesudahnya, Meng Huo tidak pernah memberontak lagi lantaran terharu atas cara yang dilakukan oleh Liang terhadap aksinya. Dalam perjalanannya menuju Cheng Du, Liang harus melewati sungai besar yang sarat dengan gelombang dan badai besar. "Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai," kata Meng Huo kepada Liang. Karena Liang tidak mau membikin pertumpahan darah, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia; bulat namun rata pada dasar kepalanya. Kue tersebut adalah bakpao (baozi). Di bakpao yang tak ada isinya, biasanya memuat huruf mandarin Mantou yang artinya 'kepala orang barbar'. Kini, produk bikinan Zhuge Liang itu muncul dengan varian anyarnya. Meski tetap hangat, putih dan mulus, namun bentuknya tak lagi bulat; melainkan menyerupai ikan hinga kembang. Namanya juga bukan bakpao, tetapi Fun Pao. Pembuat Fun Pao ini bukanlah Zhuge Liang, melainkan Tim Bogasari Kitchen. Bagaimana membikin Fun Pao? Pada Bogasari Expo yang akan digelar 25-28 November 2010 di Lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta, tim ini akan membeberkan pembuatan Fun Pao pada pengunjung pameran. Fransiscus Welirang Direktur Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menjelaskan, pengolahan maupun peralatan yang digunakan untuk membikin Fun Pao ini cukup sederhana sehingga pengunjung bisa mengembangkannya menjadi usaha makanan. Dalam sesi pelatihan yang akan digelar oleh Bogasari, setiap pengunjung akan diberitahu resepnya. “Tidak ada yang dirahasiakan, semua kami ajarkan,” jelas Franky.Tim Bogasari menamai Fun Pao nya sesuai dengan isinya. Misalnya, Fun Pao Kacang Merah, Fun Pao Cha Siu Ayam, maupun Fun Pao Keju Chili. Varian anyar yang diciptakan Tim Bogasari ini bisa dikelola dan dikembangkan secara bisnis. Jadi, pengunjung yang berniat membuka usaha bakpao, bisa mengunduh ilmu Fun Pao di Bogasari Expo. Semuanya berbasis terigu