KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Paragon Karya Perkasa Tbk (PKPK) menyiapkan langkah strategi berupa rencana akuisisi yang akan direalisasikan pada 2026. Direktur Utama PKPK Haryanto Sofian menyampaikan, rencana tersebut telah disampaikan dalam keterbukaan informasi pada Senin (15/12/2025). Namun, manajemen belum memerinci target maupun nilai akuisisi yang dimaksud. “Pada saat surat ini disampaikan, perseroan berencana melakukan rencana strategis berupa rencana akuisisi yang akan dilakukan pada tahun 2026. Rencana tersebut akan diumumkan melalui keterbukaan informasi setelah direalisasikan,” ujar Haryanto dalam keterangan resmi, dikutip Senin (29/12/2025).
Sebelumnya, PKPK menyatakan optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangan dan operasional sepanjang 2025, meskipun dihadapkan pada tantangan cuaca yang memengaruhi aktivitas pertambangan.
Baca Juga: Mulai 2026, Produksi Migas Digenjot dan Batubara Dikendalikan Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAP) anak usaha, PT Tri Oetama Persada (TOP), PKPK menargetkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 862,40 miliar pada 2025. Target ini melonjak 252,26% secara tahunan dibandingkan realisasi pendapatan 2024 yang sebesar Rp 244,82 miliar. Proyeksi tersebut mengacu pada estimasi produksi dan penjualan batubara TOP yang dipatok mencapai 1,1 juta ton pada 2025. TOP merupakan perusahaan tambang batubara pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUPOP) di Kalimantan Tengah, dengan kepemilikan tidak langsung PKPK sebesar 69,96%. Batubara yang dihasilkan TOP memiliki kalori 4.200 GAR dengan harga rata-rata di kisaran US$ 47–48 per ton. Dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS, PKPK memperkirakan potensi pendapatan dapat melampaui Rp 800 miliar apabila target produksi dan penjualan tercapai.
Baca Juga: Bea Keluar Batubara Berlaku Januari 2026, Penambang Masih Tunggu Aturan Detil Di sisi lain, faktor cuaca masih menjadi tantangan. Haryanto menilai fenomena kemarau basah berpotensi berlangsung hingga akhir tahun, sehingga perseroan akan memaksimalkan produksi pada periode September–Oktober saat kondisi cuaca diperkirakan lebih bersahabat. Terkait belanja modal, manajemen belum membeberkan secara rinci besaran capex 2025. Namun, dana tersebut akan difokuskan untuk perbaikan jalan hauling di area tambang guna mendukung peningkatan produksi batubara. Adapun, anak usahanya PT Tri Oetama Persada, melaporkan pencapaian produksi dan penjualan batubara hampir 100% sampai dengan pertengahan November 2025 dari target RKAB 2025 sebesar 1.100.000 Ton. Dengan pencapaian ini, perusahaan berkeyakinan untuk melipatgandakan kuantitas produksi dan penjualan batubara pada tahun 2026 yang saat ini sedang dalam proses pengajuan RKAB Tahun 2026 sebesar 3.000.000 Ton untuk disetujui oleh Kementerian ESDM.
Baca Juga: Catatan Pebisnis Batubara Soal Rencana Bea Keluar Batubara 1% - 5% pada 2026 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News