KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten distributor produk farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk (
SDPC) terus melakukan ekspansi untuk memperkuat bisnisnya. Direktur Utama Millennium Pharmacon International, Ahmad Bin Abu Bakar menyampaikan, pihaknya telah mengoperasikan 35 cabang di seluruh Indonesia. SDPC pun bertekad untuk terus menambah jumlah cabangnya setidaknya sebanyak dua cabang baru di tiap tahun. Manajamen SDPC sendiri menggelontorkan dana belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 26 miliar pada 2024. Namun, sejauh ini capex tersebut baru terserap Rp 3,5 miliar hingga semester I-2024.
"Rencana penggunaan capex untuk menunjang bisnis SDPC seperti renovasi bangunan cabang, renovasi gudang, pembelian peralatan, dan lain sebagainya," ujar dia, Jumat (16/8).
Baca Juga: Millenium Pharmacon (SDPC) Catatkan Kinerja Positif pada 2023, Cermati Pendorongnya Terakhir, pada Februari lalu, SDPC telah membuka cabang ke-35 di Kabupaten Purwakarta. Pembukaan cabang baru tersebut untuk memperkuat penetrasi pasar di area Jawa Barat. Kini, SDPC sedang memproses pembukaan cabang baru di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Secara umum, SDPC memandang positif prospek bisnis farmasi nasional pada 2024. Hal ini ditopang oleh faktor besarnya populasi penduduk di Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, sehingga permintaan terhadap produk farmasi di Tanah Air cukup tinggi setiap tahun. Alhasil, kebutuhan distribusi terhadap produk-produk farmasi maupun alat kesehatan yang menjadi ranah SDPC juga berpotensi meningkat. "Meski banyak tantangannya, peluang yang ditawarkan di sektor farmasi juga terbuka lebar," imbuh Ahmad.
Baca Juga: Millenium Pharmacon (SDPC) Akan Bagikan Dividen Rp 3,18 Miliar Untuk itu, SDPC secara konsisten melakukan perluasan jangkauan distribusi dan menambah varian produk yang didistribusikan. "Kami juga melakukan efisiensi dalam pembelanjaan serta memperkuat pengawasan stok sesuai permintaan," cetusnya.
Asal tahu saja, pada semester I 2024, kinerja keuangan SDPC sebenarnya kurang begitu menggembirakan. Penjualan SDPC memang mengalami kenaikan 23,57%
year on year (yoy) menjadi Rp 1,94 triliun, tetapi laba bersih tahun berjalan perusahaan berkurang 33,75% yoy menjadi Rp 15,33 miliar. Berkurangnya laba bersih ini dipengaruhi oleh kenaikan beban operasional SDPC seiring beroperasinya cabang baru perusahaan tersebut. Selain itu, bisnis SDPC juga terpapar oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dibandingkan semester pertama tahun lalu. Sepanjang tahun ini, manajemen SDPC mengincar pertumbuhan penjualan 15% dan berharap peningkatan laba bersih yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih