Perkuat Bisnis Tepung Tapioka, Budi Starch & Sweetener (BUDI) Berharap Cuaca Stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) terus memacu kinerja bisnisnya pada 2023, terutama di segmen tepung tapioka.

Wakil Presiden Budi Starch & Sweetener Sudarmo Tasmin menyampaikan, pihaknya berharap kondisi cuaca di Indonesia tetap stabil, sehingga panen singkong yang menjadi bahan baku tepung tapioka dapat lebih maksimal dan memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan BUDI.

Cuaca memang menjadi faktor krusial yang menentukan keberhasilan panen produk pertanian, termasuk singkong. Pihak BUDI tentu mewaspadai ancaman fenomena El-Nino yang diprediksi mulai pertengahan 2023, walau sampai saat ini perusahaan tersebut mengklaim belum terdapat perubahan cuaca yang signifikan.


"Apabila fenomena El-Nino terjadi, hasil panen singkong mungkin akan terpengaruh, namun hal tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan bisnis kami," jelas Sudarmo, Rabu (26/7).

Terlepas dari itu, Manajemen BUDI tetap mempertahankan pertumbuhan kinerja dua digit hingga akhir 2023. Rinciannya, pendapatan usaha diproyeksikan naik 15%-16% sedangkan laba bersih naik sekitar 10% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Strategi yang dijalankan kami untuk mencapai target kinerja yakni tetap menjaga kualitas produk dan memastikan pengiriman produk tepat waktu yang dibarengi efisiensi biaya," ungkap Sudarmo.

Baca Juga: Budi Starch & Sweetener (BUDI) Incar Pertumbuhan Kinerja Double Digit Tahun Ini

BUDI pun berencana memproduksi tepung tapioka di kisaran 400.000 ton pada 2023, atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang berada di kisaran 300.000 ton. Perusahaan ini memiliki pabrik dengan kapasitas produksi tepung tapioka sekitar 885.000 ton per tahun.

Sudarmo menyatakan, saat ini tingkat utilisasi pabrik tepung tapioka BUDI sekitar 40%-60%. Angka utilisasi ini dianggap sudah cukup tinggi berkaca dari perspektif bisnis pertanian. Terlebih lagi, kapasitas pabrik BUDI memang dipersiapkan untuk menampung hasil panen singkong sebanyak mungkin.

"Sebab, pada saat panen singkong, kami akan menerima semua pasokan singkong dari petani," imbuh dia.

Dengan demikian, BUDI belum memiliki rencana untuk menambah kapasitas pabrik tepung tapioka ataupun membangun pabrik baru. Fokus BUDI saat ini adalah memaksimalkan potensi yang ada guna meningkatkan penjualan, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Asal tahu saja, fasilitas produksi BUDI tersebar di berbagai wilayah seperti Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Dalam catatan Kontan, BUDI menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 120 miliar pada 2023, lebih tinggi dibandingkan realisasi capex tahun 2022 sebesar Rp 110 miliar. Capex tersebut difokuskan untuk keperluan perawatan atau pemeliharaan aset yang beroperasi.

 
BUDI Chart by TradingView

Sebagai informasi, pendapatan usaha BUDI meningkat 16,13% year on year (YoY) menjadi Rp 987,13 miliar pada kuartal I-2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BUDI juga naik 12,89% YoY menjadi Rp 34,25 miliar.

Mayoritas pendapatan usaha BUDI pada tiga bulan pertama 2023 berasal dari bisnis tepung tapioka yakni Rp 704,49 miliar.

Setelah itu disusul pendapatan dari bisnis sweeteners sebesar Rp 308,85 miliar, bisnis karung plastik Rp 49,47 miliar, dan bisnis asam sulfat dan bahan kimia lainnya Rp 33,29 miliar. Pendapatan dari tiap segmen bisnis tadi kemudian dikurangi oleh eliminasi sebesar Rp 108,97 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari