Perkuat distribusi, Indonesian Tobacco (ITIC) yakin penjualan naik 20% di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco (ITIC), produsen tembakau iris mencatatkan kerugian bersih di sepanjang tahun lalu sebesar Rp 7 miliar. Manajemen ITIC optimistis bisa membalikkan rugi bersih di tahun ini dengan perluasan area pemasaran sembari menunggu pandemi virus corona mereda. 

Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, meski di tahun lalu perusahaan membukukan rugi bersih karena  denda pajak untuk tahun buku 2015 dan meningkatnya beban keuangan akibat pindah bank dan biaya IPO, di tahun ini Indonesian Tobacco yakin bisa membalikkan ruginya.  

"Kami optimistis bisa membalikkan rugi menjadi untung karena hal yang membuat adanya rugi di tahun 2019 lalu adalah biaya one-time-charge. Adapun pengaturan biaya juga sudah kami lakukan di tahun 2020 ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (30/4). 


Baca Juga: Ini biang kerok rugi bersih yang diderita Indonesian Tobacco (ITIC) di 2019 silam

Keyakinan Djonny juga bukan tanpa alasan, dia mengungkapkan di kuartal I 2020 penjualan ITIC meningkat 18% yoy dengan adanya penambahan area pemasaran di Sumatra dan Kalimantan. 

Adapun di sepanjang tahun ini Djonny masih optimistis dengan target pertumbuhan penjualan hingga 20% yang dibidik ITIC pada awal tahun. Produsen tembakau tingwe atau linting dewek (linting sendiri) ini menggunakan strategi perluasan area pemasaran di beberapa wilayah di Indonesia. 

"Distribusi ITIC terkuat di Indonesia bagian timur, tapi saat ini distribusi di Indonesia bagian barat sudah mulai berjalan dan pembukaan perluasan area marketing di Sumatra dan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," kata Djonny. 

Sedang Djonny mengungkapkan pembukaan area pemasaran yang lainnya menunggu wabah virus corona mereda.

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) belum berencana gunakan fasilitas pelunasan pita cukai

Di tiga bulan pertama tahun ini, Djonny bilang ITIC sudah menyerap belanja modal atau capital expenditure sebanyak 25% dari Rp 25 miliar untuk pembelian bahan baku. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari