Perkuat pasar, Sritex perbesar kontribusi garmen



JAKARTA. Upaya PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) merangsek pasar ekspor baru bakal menuai hasil pada tahun ini. Emiten yang dikenal dengan sebutan Sritex itu berniat memperbesar kontribusi penjualan garmen lantaran sudah mendapatkan banyak pesanan dari beberapa negara.

Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, mengatakan, tahun ini, SRIL mulai merambah pasar Eropa Timur. Sritex akan memproduksi garmen sebanyak 14 juta potong. Jumlah itu diharapkan bisa menyumbang penjualan SRIL sebesar 18%.

Welly membidik penjualan kotor tahun ini senilai Rp 7,1 triliun, naik daripada tahun lalu Rp 5,9 triliun. Ini berarti, penjualan garmen diharapkan mencapai Rp 1,27 triliun.


Tahun lalu, segmen garmen hanya berkontribusi 14% total penjualan. Dalam tiga tahun mendatang, segmen garmen diproyeksikan berkontribusi sampai 25%. "Divisi garmen akan ditingkatkan karena permintaan dari ekspor semakin banyak," ujar Welly kepada KONTAN, Kamis (12/6).

Sampai kini, penjualan dari segmen pemintalan alias spinning memberi kontribusi terbesar untuk pendapatan SRIL, sekitar 50%. Adapun divisi finishing kain berkontribusi sekitar 25% dan sisanya dari garmen dan divisi pertenunan (weaving).

Maka itu, SRIL akan meningkatkan kapasitas produksi garmen dengan membangun pabrik baru senilai US$ 15 juta. Targetnya, SRIL bisa memproduksi garmen hingga 24 juta potong di tahun 2015.

Tahun ini, SRIL mengalokasikan belanja modal US$ 50 juta untuk ekspansi pabrik. Perusahaan ini juga siap ekspansi divisi spinning.

SRIL memang agresif memasuki pasar Eropa dan mencuil pangsa pasar yang selama ini dirajai China. Sebagai informasi, SRIL telah memasarkan produknya di Asia, Eropa Barat, Australia, Amerika, hingga Timur Tengah. Kontribusi terbesarnya masih di Asia seperti Jepang, Korea, Cina dan Malaysia. Harapannya, pasar ekspor bisa menyumbang 60% dari total pendapatan SRIL di tahun ini.

Saham SRIL ditutup turun 1,5% ke level Rp 197 per saham, pada Jumat (13/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro