Perkuat penjualan ekspor, Sido Muncul (SIDO) menjajal pasar Vietnam dan Myanmar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) ingin terus memperluas pasar ekspornya. Tahun ini, SIDO membidik pasar Vietnam dan Myanmar sebagai tujuan ekspor baru.

Pemilihan kedua negara sebagai tujuan ekspor beralasan. Direktur Keuangan SIDO, Leonard mengungkapkan bahwa Vietnam dan Myanmar masih memiliki kesamaan kebiasaan dan budaya dengan Indonesia.

Dengan adanya kedekatan budaya, Sido Muncul meyakini bahwa produk-produk yang bisa diterima secara baik di pasar lokal juga akan mendapatkan respons yang positif di kedua negara tersebut.


Baca Juga: Karena Wabah Virus Corona (Covid-19), Penjualan Suplemen Meningkat

Tapi, Leonard masih enggan menyebutkan secara rinci jumlah maupun produk yang akan diekspor ke Vietnam maupun Myanmar. Leonard juga belum menyebutkan kapan kira-kira pengiriman ekspor ke kedua negara tersebut dilakukan. “Saat ini produk yang akan diekspor masih dalam proses registrasi,” kata Leonard kepada Kontan.co.id, Jumat (20/03).

Selain menjajal pasar ekspor baru, produsen yang dikenal melalui produk Tolak Angin ini juga akan terus mengekspor ke negara-negara tujuan ekspor yang sudah ada, seperti Malaysia, Nigeria, dan Filipina. Dengan adanya rencana ini, Sido Muncul membidik porsi kontribusi ekspor sebesar 5%-6% dari total penjualan 2020.

Baca Juga: Ramai soal corona, produsen jamu akui penjualan ikut naik

Sedikit informasi, porsi kontribusi ekspor Sido Muncul meningkat dalam dua tahun terakhir. Mengintip laporan tahunan tahun 2019, kontribusi ekspor emiten jamu ini sebesar 2% dari total penjualan bersih sebesar Rp 2,76 triliun di tahun 2018.

Porsi ekspor Sido Muncul meningkat menjadi sebesar 5% dari total penjualan bersih Rp 3,06 triliun seiring adanya penambahan negara tujuan ekspor baru seperti misalnya Nigeria di tahun 2019.

Selain memperluas pasar ekspor, Sido Muncul akan terus menggencarkan penjualan di pasar lokal dengan cara meningkatkan ketersediaan produk di kanal pasar modern dan memperkuat penjualan di wilayah timur.

Baca Juga: Gara-gara corona, kaum millenial kini jadi doyan minum jamu

Strategi yang sama juga pernah ditempuh oleh produsen Kuku Bima ini pada tahun 2019. Hasilnya, penjualan bersih Sido Muncul terkerek naik sekitar 11% dari semula sebesar Rp 2,76 triliun di tahun 2018 menjadi sebesar Rp 3,06 triliun di tahun 2019.

Selain itu, SIDO juga berencana terus menggencarkan kegiatan pemasaran dengan mengandalkan pendekatan below the line guna menjaga kestabilan volume penjualan. Hal ini ditempuh dengan cara menggelar promosi dan beragam program penjualan menarik dengan membagikan gift dan souvenir.

Baca Juga: Wabah virus corona merebak, produk Sido Muncul (SIDO) diserbu konsumen

Untuk menunjang kinerja, Sido Muncul menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 180 miliar dari kas internal. Sekitar 70% dari capex akan digunakan untuk menunjang kegiatan pemeliharaan. Sementara sekitar 30% sisanya dialokasikan untuk mendanai penyelesaian beberapa proyek yang tengah berjalan.

Hingga tutup tahun nanti, SIDO membidik pertumbuhan dobel digit dibanding tahun lalu, baik pada sisi pendapatan maupun laba. “Kami dari manajemen berusaha minimal (tumbuh) 10% di top line, di bottom line berusaha minimal 10% juga,” kata Leonard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati