JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk terus memperkuat permodalan agar bisa meningkatkan kinerja dan penyaluran kredit. Untuk memperkuat permodalan, bank berticker BNII ini sudah menyiapkan dua strategi. Yakni, memanfaatkan revaluasi aset untuk meningkatkan modal dan menerbitkan obligasi subordinasi atau subdebt pada kuartal II tahun depan. Direktur Keuangan Maybank Indonesia, Thilagavathy Nadason mengatakan, perseroan telah menunjuk appraisal eksternal untuk melakukan revaluasi aset sampai akhir tahun. Nantinya Maybank Indonesia akan melakukan revaluasi dari aspek tanah dan gedung.
Namun menurut Thila, Maybank Indonesia masih membicarakan detail revaluasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Tapi Insya Allah revaluasi akan dilakukan Desember 2015, paling tepat pada kuartal pertama 2016," ujar Thila, Selasa, (01/12). Saat ini, Maybank Indonesia sedang berkoordinasi dengan Dirjen Pajak berkaitan dengan perpanjangan insentif yang diberikan. Seperti diketahui, dalam revisi Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 79/PMK.03/2008, tarif PPH atas selisih revaluasi aktiva tetap yang sebelumnya dikenakan sebesar 10% akan diturunkan menjadi 3%. Untuk pengajuan revaluasi aset yang dilakukan pada 1 Januari 2015 hingga 31 Juni 2015, besaran PPh Final revaluasi akan menjadi 4% dan apabila revaluasi diajukan pada 1 Juni 2015 hingga 31 Desember 2016 besaran PPH final revaluasi diturunkan menjadi 6%. Menurut Thila, permohonan berkaitan dengan revaluasi aset ini masih dibicarakan dengan manajemen Maybank Indonesia. Diharapkan permohonan ini sudah bisa masuk sebelum akhir tahun ini. Menurut Thila, revaluasi aset ini bisa meningkatkan nilai buku perseroan sebesar 1,5 kali. Namun untuk detail berapa nilai buku yang nanti direvaluasi, Thila belum ingin menjelaskan lebih lanjut. Namun ia mengatakan, revaluasi ini utamanya akan dilakukan untuk aset tanah dan gedung. Sebagai gambaran, total nilai aset tetap dan inventaris Maybank Indonesia sampai September 2015 tercatat sebesar Rp 2,18 triliun. Sedangkan aset non produktif dalam bentuk properti terbengkalai tercatat sebesar Rp 38,4 miliar. Selain melakukan revaluasi aset, Maybank Indonesia juga akan menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun pada tahun depan. Tercatat surat utang atau subdebt ini akan diterbitkan perseroan pada kuartal II 2016.
Penerbitan surat utang ini, nantinya akan menggunakan nilai buku 2015. Terkait tenor dan detail penerbitan obligasi ini, Thila belum ingin menjelaskan lebih lanjut. Dari revaluasi aset dan penerbitan obligasi subordinasi ini, Maybank Indonesia memprediksi rasio permodalan CAR perseroan bisa mengalami peningkatan. Posisi September 2015, tercatat CAR perseroan sebesar 14,64% atau meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 14,22%. Dengan revaluasi ini diharapkan CAR perseroan bisa diatas posisi rasio permodalan sekarang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri