KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar Rupiah hari Selasa (22/1) ini terdorong langkah International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global sampai akhir 2019 yang tadinya 3,7% menjadi 3,5%. Begitu pula dengan tahun depan dengan proyeksi pertumbuhan awal 3,7% berubah ke level 3,6%. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai pernyataan IMF karena kondisi perang dagang AS dan China yang tak kunjung selesai sehingga membuat rupiah ditutup menguat. ”Ini diprediksi berdampak terhadap rating pertumbuhan ekonomi beberapa negara seperti AS, Inggris, dan China,” tutur Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1). Ia menambahkan data gross domestic product (GDP) China yang dirilis pada Minggu (20/1) masih menjadi sentimen kuat dari pencapaian rupiah hari ini. Sesuai dengan ekspektasi, GDB China berada di level 6,4%.
Perlambatan ekonomi global mendorong penguatan rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar Rupiah hari Selasa (22/1) ini terdorong langkah International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global sampai akhir 2019 yang tadinya 3,7% menjadi 3,5%. Begitu pula dengan tahun depan dengan proyeksi pertumbuhan awal 3,7% berubah ke level 3,6%. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai pernyataan IMF karena kondisi perang dagang AS dan China yang tak kunjung selesai sehingga membuat rupiah ditutup menguat. ”Ini diprediksi berdampak terhadap rating pertumbuhan ekonomi beberapa negara seperti AS, Inggris, dan China,” tutur Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1). Ia menambahkan data gross domestic product (GDP) China yang dirilis pada Minggu (20/1) masih menjadi sentimen kuat dari pencapaian rupiah hari ini. Sesuai dengan ekspektasi, GDB China berada di level 6,4%.