Perlambatan kredit modal kerja mulai bisa direm



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) perbankan sudah mulai melandai. Penjaminan KMK yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari program percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) bisa mendorong penyaluran kredit segmen tersebut.

Data Bank Indonesia (BI), Kredit Modal Kerja (KMK) per Agustus tercatat sebesar Rp 2.471,1 triliun atau turun 1,7% secara year on year (YoY). Namun, perlambatan tersebut sudah melandai dibandingkan bulan Juni yang tercatat turun sebesar 2%. 

Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor Perdagangan,  Hotel dan Restoran (PHR). KMK sektor industri pengolahan turun 1,3% YoY, lebih dalam dari bulan sebelumnya yang tercatat minus 0,4% YoY. Penurunan tersebut terutama terjadi pada  kredit industri rokok khususnya di Jawa Tengah dan Jawa  Timur. 


Baca Juga: Restrukturisasi kredit terimbas pandemi corona sudah capai Rp 904 triliun

Sementara KMK sektor PHR minus 4,3% YoY, tetapi tidak sedalam bulan Juli yang turun 4,8% YoY. Itu terutama bersumber dari perbaikan KM subsektor perdagangan besar barang keperluan rumah tangga di  Banten dan Sulawesi Selatan.  

Seperti diketahui, penjamin KMK sektor UMKM dilakukan pemerintah lewat Jamkrindo dan Askrindo. Sedangkan penjaminan KMK sektor korporasi dilakukan lewat Lembaga Penjamin Ekspor Indonesia (LPEI) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII)

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) salah satu bank yang mencetak pertumbuhan KMK sektor UMK dengan dukungan penjaminan pemerintah. Pahala Mansyuri, Direktur Utama BTN mengatakan, KMK UMKM di bank pelat merah ini tumbuh sebesar 14% YoY per September 2020. Sementara untuk segmen korporasi, ia tak memberi update. "Namun, tidak semua KMK segmen UMKM ini mendapat penjaminan," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (14/10).

Sampai akhir tahun, BTN optimis kredit modal kerja di segmen UMKM ini bisa tumbuh 15% dan tahun depan bisa mendekati 20% kalau ekonomi sudah kembali mengalami pemulihan. 

Baca Juga: Restrukturisasi diperpanjang, OJK imbau bank pupuk pencadangan ekstra

Hingga 13 Oktober, Jamkrindo telah menjamin kredit modal kerja program PEN senilai Rp 4,62 triliun dari dari 236.471 debitur.  Sementara Askrindo sudah menjamin Rp 6,65 triliun hingga 28 September.

Selanjutnya: Soal merger, Dirut Bank Mandiri Syariah: Nasabah bank syariah BUMN tak perlu panik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi