Perlambatan manufaktur jadi tantangan baru perekonomian global



KONTAN.CO.ID - SEKTOR manufaktur global menjadi tantangan baru bagi pertumbuhan ekonomi global dan bank sentral dalam mengawali tahun 2019 ini.

Data Indeks manufaktur global dari JPMorgan Chase & Co. dan IHS Markit pada Desember 2018 anjlok ke level terendah sejak September 2016 karena permintaan dan perekrutan melemah.

Berdasarkan laporan IHS Markit yang dilansir Bloomberg, Kamis (3/1) menunjukkan bahwa kondisi pabrik di negara-negara Asia yang sebagian besar ekonominya berorientas ekspor merosot.


China menunjukkan sinyal kontraksi untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2017 di saat Taiwan, Malaysia dan Korea Selatan juga menunjukkan penurunan. Pertumbuhan pabrik di kawasan eropa juga jatuh ke level terendah dalam hampir tiga tahun.

Bagaimana dengan Amerika Serikat (AS)? Fakta menunjukkan perang dagang Trump menjadi pukulan besar bagi produsen. Lima indeks Federal Reserve untuk manufaktur regional merosot di Desember, untuk pertama kalinya jatuh serempak sejak Mei 2016.

Indeks Manufaktur Amerika lainnya, yang dijadwalkan rilis Kamis, diproyeksi turun ke level terendah dalam delapan bulan.

Data-data yang menunjukkan pelemahan tersebut akan meningkatkan tekanan pada The Fed untuk memberikan sinyal menghentikan segera sinyal untuk kenaikan suku bunga secara kuartalan.

Para pejabat AS telah mengatakan mereka akan memperlambat laju kenaikan tahun ini. Jika tahun lalu ada kenaikan sebanyak empat kali, tahun ini diperkirakan hanya akan ada perubahan.

Hal itu masih diantisipasi banyak investor dengan suku bunga berjangka yang menunjukkan tidak gerakan di 2019 dan potensi penurunan suku bunga tahun depan.

Di tengah ekspektasi tersebut, pasar keuangan bereaksi buruk terhadap kenaikan Desember dan kurangnya sinyal yang lebih kuat tentang kapan Fed akan berhenti. Indeks saham S&P 500 pada bulan Desember mengalami bulan terburuk sejak Februari 2009.

Ketegangan perdagangan antara AS dan China menekan permintaan di berbagai pusat manufaktur Asia dan ekonomi Eropa yang berorientasi ekspor termasuk Jerman. IMF pada Oktober 2018 telah memangkas proyeksi pertumbuhan global 2018 dan 2019.

Bank sentral China pada Rabu (2/1) mengatakan akan menyesuaikan perhitungan rasio cadangan beberapa bank, sebuah langkah yang bertujuan untuk meningkatkan dampak dari langkah pelonggaran sebelumnya karena ekonomi melambat.

Pertumbuhan ekonomi terbesar kedua dunia itu diperkirakan akan melambat menjadi 6,6 % pada tahun 2018. Itu terlemah dalam hampir tiga dekade dan diperkirakan akan terus melambat tahun ini.

Sementara, para ekonom memproyeksikan ekspansi AS dan pertumbuhan pekerjaan tahun ini akan lebih lambat karena stimulus fiskal yang mulai berlaku awal 2018 mulai memudar.

Meskipun Trump telah mengisyaratkan negosiasi dengan China membuat kemajuan, para ekonom tetap khawatir bahwa pembicaraan dapat mandek menjelang tenggat waktu 1 Maret.

Para pejabat AS menahan penilaian atas upaya China untuk meredakan ketegangan perdagangan pada pembicaraan pekan depan, meningkatkan prospek bahwa reformasi Beijing tidak akan memuaskan tuntutan Trump.

Editor: Yudho Winarto