Perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa terjadi lagi di kuartal keempat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 sebesar 5,17% secara year on year (yoy). Angka itu lebih tinggi dari kuartal III 2017 yang sebesar 5,06%, meski lebih rendah dari kuartal II 2018 yang sebesar 5,27%.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi yang paling besar terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 55,26% terhadap total struktur PDB, diikuti oleh PMTB sebesar 32,12% ekspor sebesar 22,14% dan konsumsi pemerintah sebesar 8,70%.

Staf Khusus Kepresidenan bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, tekanan ekonomi global memang sangat berat sejak 2018. Mulai dari lonjakan harga minyak dunia, yang memicu tekanan neraca transaksi berjalan di negara-negara importir minyak.


"Angka tersebut jelas menggembirakan bila dilihat dari skala tekanan eksternal tersebut. Dengan pertumbuhan triwulan III itu, pemerintah telah mampu menjaga ekonomi tumbuh di atas 5% sepanjang 2018," tambah dia.

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2018 akan stabil dan mungkin sedikit lebih rendah dari kuartal III 2018.

"Stabil di level 5,15% year on year di kuartal IV-2018," kata Myrdal kepada Kontan.co.id, Senin (5/11). Dengan demikian, Myrdal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 akan sebesar 5,16%.

Pertumbuhan yang melambat di kuartal IV-2018 karena perekonomian global yang kurang kondusif sehingga membuat kontribusi ekspor menurun. Selain itu, kenaikan harga komoditas yang melambat juga menahan konsumsi masyarakat luar Jawa yang berbasis komoditas.

Myrdal memperkirakan, investasi akan tertahan karena investor wait and see menjelang event politik tahun depan.

BPS memprediksi tingkat optimisme pelaku bisnis di triwulan IV-2018 akan lebih rendah ketimbang triwulan III ini. Padahal pada triwulan IV 2018 ada efek musiman yakni Natal dan Tahun Baru yang biasanya membuat konsumsi masyarakat tinggi.

Di kuartal III, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,01%, ini lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi kuartal III tahun lalu yang sebesar 4,93% namun lebih rendah dari kuartal II 2018 yang sebesar 5,14%. "Dari sini tumbuhnya ini masih bagus, karena kuartal II itu ada ramadan dan lebaran. Jadi tumbuh positif," tutur Kepala BPS Suhariyanto, Senin (5/11).

Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh penjualan eceran yang tumbuh sebesar 4,21%. Padahal, di kuartal III 2017, penjualan eceran hanya tumbuh 0,13%.

Penjualan wholesale mobil penumpang pun tumbuh sebesar 8,40% atau menguat dari triwulan III 2017 yang sebesar 1,17%. Lalu, total nilai transaksi kartu debit, kredit dan uang elektronik tumbuh 11,94% menguat dibandingkan kuartal III 2017 yang tumbuh 11,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati