KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara mitra dagang Indonesia berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perlambatan ekonomi negara mitra dagang akan berisiko pada ketahanan eksternal. Karena ini bermuara pada ekspor Indonesia yang mungkin tersendat, sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Dengan demikian, Sri Mulyani dengan tegas mengatakan kondisi ini perlu diperhitungkan untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tahun 2024 yang solid. "Kondisi pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang akan sangat memengaruhi kinerja eksternal Indonesia. Ini harus diperhitungkan," terang Sri Mulyani di hadapan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Selasa (13/6). BIla melihat perkiraan berbagai lembaga internasional, negara Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh 1,1% yoy pada tahun depan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Hanya 4,8% di Tahun 2024, Ini Alasan Indef Ini melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 yang sebesar 1,6% yoy. Pun negara di kawasan Eropa diperkirakan tumbuh 1,4% yoy dan negara Jepang diperkirakan tumbuh 1,0% yoy, atau melambat dari perkiraan pertumbuhan 2023 yang sebesar 1,3% yoy. Sri Mulyani bilang, pertumbuhan ekonomi negara maju akan tertahan oleh pengetatan kebijakan moneter agresif dan isu struktural. Kemudian, negara China yang menjadi negara mitra dagang utama Indonesia berpotensi tumbuh 4,5% yoy pada tahun 2024.
Ini melambat dari potensi pertumbuhan ekonomi China tahun 2023 yang mencapai 5,2% yoy akibat pembukaan kembali. Ini karena, "China dihadapkan pada tantangan geopolitik, tekanan sektor properti, dan isu struktural penuaan populasi," tambah Sri Mulyani. Lebih lanjut, dengan kondisi tersebut Sri Mulyani tetap mematok pertumbuhan ekonomi tahun depan untuk tumbuh di kisaran 5,3% yoy hingga 5,7% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari