Perlemahan rupiah jadi sentimen negatif IHSG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir diprediksi bakal membawa sentimen buruk ke pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal mencatatkan perlemahan dengan adanya koreksi rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

Dalam data yang dihimpun Kontan.co.id lewat RTI saja, rupiah di pasar sempat mencatatkan nilai paling rendah di level Rp 13.946 per dollar Amerika Serikat (AS) dengan level tertingginya  Rp 13.780.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengungkapkan sentimen The Fed yang kembali memberikan wacana untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan secara agresif memberikan efek hawkish pada dolar AS sehingga menyebabkan rupiah terdepresiasi signifikan.

"Hal ini juga menyebabkan aksi profit taking sehingga menyebabkan IHSG terkoreksi wajar. Sementara itu, sentimen positif dari domestik masih minim" kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (22/4).

Menurutnya dengan sentimen tersebut, koreksi indeks pada perdagangan esok hari menjadi sangat mungkin.

Namun demikian, secara jangka panjang, menurut Nafan, beberapa hal sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mempertahankan nilai rupiah, salah satunya adalah lewat kebijakan BI dalam mempertahankan BI 7-day Reverse Repo di level 4,25% sebenarnya memiliki efek yang positif dalam rangka meningkatkan kinerja pertumbuhan kredit perbankan sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Mudah-mudahan dalam jangka menengah maupun jangka panjang akan memberikan implikasi positif bagi pertumbuhan IHSG," tambah Nafan.

Sementara itu, menurut Nafan dengan perlemahan rupiah ini, emiten-emiten yang mengandalkan bahan baku impor bakalan terkena sentimen negatif. Emiten-emiten farmasi yang banyak menggunakan bahan baku impor seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) akan rentan tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi