KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum optimalnya pembiayaan domestik mendorong ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri (ULN). Ditambah lagi dengan adanya tren kenaikan bunga acuan negara-negara maju mulai tahun ini, yang berpotensi memberatkan beban ULN. Hal tersebut akan berdampak pada rasio utang terhadap pendapatan atau debt to service ratio (DSR). Sebab, ekspor Indonesia yang masih sangat tergantung pada komoditas. Jika DSR semakin besar, maka beban utang yang ditanggung semakin besar. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan, kondisi moneter dunia cukup ketat di tahun ini karena didorong oleh pengetatan negara-negara maju.
Perlu dorong ekspor lagi untuk imbangi utang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum optimalnya pembiayaan domestik mendorong ketergantungan Indonesia terhadap utang luar negeri (ULN). Ditambah lagi dengan adanya tren kenaikan bunga acuan negara-negara maju mulai tahun ini, yang berpotensi memberatkan beban ULN. Hal tersebut akan berdampak pada rasio utang terhadap pendapatan atau debt to service ratio (DSR). Sebab, ekspor Indonesia yang masih sangat tergantung pada komoditas. Jika DSR semakin besar, maka beban utang yang ditanggung semakin besar. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan, kondisi moneter dunia cukup ketat di tahun ini karena didorong oleh pengetatan negara-negara maju.