KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2017 tercatat mencapai 5,06% dibandingkan periode kuartal III-2016 yang sekitar 5,02%. Angka ini masih kecil dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sebut saja, pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 7,46% atau tertinggi sejak tujuh tahun terakhir, Filipina yang tumbuh 6,9%, dan China yang tumbuh 6,8%. Melihat hal ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Hendri Saparini mengatakan, bpertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan tidak mencapai level 5,1%. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 berada di level 5,1%-5,2% dengan tingkat inflasi 3,5% dan nilai tukar berada di level Rp 13.500 per dolar AS. Hal ini disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami pelemahan pada laporan kuartal III-2017. "Jadi yang terpenting kita tidak mendebat ada perlambatan pertumbuhan konsumsi. Yang terpenting bagaimana menciptakan kebijakan yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Itu yang perlu untuk dilakukan," kata Hendri di Hotel JS Luwansa, Selasa (28/11).
Perlu inovasi genjot pertumbuhan ekonomi 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2017 tercatat mencapai 5,06% dibandingkan periode kuartal III-2016 yang sekitar 5,02%. Angka ini masih kecil dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sebut saja, pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 7,46% atau tertinggi sejak tujuh tahun terakhir, Filipina yang tumbuh 6,9%, dan China yang tumbuh 6,8%. Melihat hal ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Hendri Saparini mengatakan, bpertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan tidak mencapai level 5,1%. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 berada di level 5,1%-5,2% dengan tingkat inflasi 3,5% dan nilai tukar berada di level Rp 13.500 per dolar AS. Hal ini disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami pelemahan pada laporan kuartal III-2017. "Jadi yang terpenting kita tidak mendebat ada perlambatan pertumbuhan konsumsi. Yang terpenting bagaimana menciptakan kebijakan yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat. Itu yang perlu untuk dilakukan," kata Hendri di Hotel JS Luwansa, Selasa (28/11).