Tak ketahuan ujungnya. Terowongan tam-bang Freeport di bawah “kawah” Grasberg Papua itu begitu panjang berkelok-kelok. Banyak cabang bersilangan. Tanpa navigasi yang akurat dan panduan lampu yang terang, niscaya kita bakal tersesat jauh dari tujuan. Begitu halnya nasib negosiasi pemerintah dengan Freeport hingga kini: cuma beringsut. Selebihnya maju mundur, mulur-mungkret. Entah kapan tercapai kesepakatan final. Dalam konferensi pers Selasa, 29 Agustus lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengesankan negosiasi yang alot itu sudah beres. Ada kesepakatan untuk mengubah kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), divestasi 51% saham untuk kepentingan nasional Indonesia, pembangunan smelter selama 5 tahun sampai 2022, dan stabilitas penerimaan negara yang lebih besar ketimbang masa kontrak karya. Setelah Freeport menyetujui empat poin itu, masa operasional dapat diperpanjang 2 kali 10 tahun hingga 2041.
Perlu kepastian dan ketegasan
Tak ketahuan ujungnya. Terowongan tam-bang Freeport di bawah “kawah” Grasberg Papua itu begitu panjang berkelok-kelok. Banyak cabang bersilangan. Tanpa navigasi yang akurat dan panduan lampu yang terang, niscaya kita bakal tersesat jauh dari tujuan. Begitu halnya nasib negosiasi pemerintah dengan Freeport hingga kini: cuma beringsut. Selebihnya maju mundur, mulur-mungkret. Entah kapan tercapai kesepakatan final. Dalam konferensi pers Selasa, 29 Agustus lalu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengesankan negosiasi yang alot itu sudah beres. Ada kesepakatan untuk mengubah kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK), divestasi 51% saham untuk kepentingan nasional Indonesia, pembangunan smelter selama 5 tahun sampai 2022, dan stabilitas penerimaan negara yang lebih besar ketimbang masa kontrak karya. Setelah Freeport menyetujui empat poin itu, masa operasional dapat diperpanjang 2 kali 10 tahun hingga 2041.