JAKARTA. Keterbatasn sumber daya manusia (SDM) di sektor perbankan syariah diyakini oleh para bankir bisa menjadi kendala serius pengembangan industri ke depan. Direktur Transaction Banking and Sharia Danamon Herry Hykmanto menuturkan, keterbatasan SDM di industri perbankan syariah memerlukan komitmen serius dari semua pelaku industri tersebut untuk mencari jalan keluar. "Jika fenomena bajak membajak bankir syariah diteruskan, industri ini tidak akan bisa kemana-mana," katanya dalam obrolan dengan media di Jakarta, kemarin (17/2). Herry menilai, akan lebih baik jika para pelaku industri perbankan syariah melakukan investasi bersama-sama untuk menyiapkan ketersediaan SDM di bisnis tersebut. "Kami usulkan ke regulator yakni Bank Indonesia agar setiap pelaku industri perbankan syariah mengalokasikan dana investasi khusus untuk pengembangan SDM-nya," jelasnya.
Misalnya, dengan membikin kelas sendiri untuk mendidik para calon bankir syariah dari nol. Bila ini dilakukan, menurut Herry, ke depan fenomena bajak membajak SDM tidak menjadi masalah nan akut di industri perbankan syariah. Danamon sendiri sudah cukup lama membangun kelas khusus untuk calon bankir. "Lulusan kami banyak diminati oleh bank lain," katanya. Danamon Syariah termasuk pelaku perbankan syariah yang sempat dipusingkan oleh fenomena bajak membajak SDM tersebut. "Sekitar 30% SDM kami pergi ke tempat lain karena fenomena itu," imbuh Prayudha Moeljo, Sharia Banking Head Bank Danamon.