JAKARTA. Desakan kepada pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengoptimalkan peran swasta dalam penyediaan listrik nasional terus mengemuka. Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, untuk mempercepat realisasi program 35.000 megawatt perlu perubahan paradigma dan pola pikir. "Harus ada pemahaman komprehensif bahwa listrik itu bagian dari infrastruktur nasional mendorong perekonomian, memunculkan industri sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing nasional," kata Tumiran dalam pernyataan turtulisnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.Percepatan proyek 3.000 MW mendesak karena kondisi kekurangan pasokan listrik di negeri ini. Kapasitas listrik nasional saat ini masih 58 gigawatt (GW) atau 210 watt per kapita, jauh di bawah Malaysia 950 watt per kapita, Singapura 2.500 watt per kapita.
Perlu perubahan mindset untuk kejar 35.000 MW
JAKARTA. Desakan kepada pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengoptimalkan peran swasta dalam penyediaan listrik nasional terus mengemuka. Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran, untuk mempercepat realisasi program 35.000 megawatt perlu perubahan paradigma dan pola pikir. "Harus ada pemahaman komprehensif bahwa listrik itu bagian dari infrastruktur nasional mendorong perekonomian, memunculkan industri sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing nasional," kata Tumiran dalam pernyataan turtulisnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.Percepatan proyek 3.000 MW mendesak karena kondisi kekurangan pasokan listrik di negeri ini. Kapasitas listrik nasional saat ini masih 58 gigawatt (GW) atau 210 watt per kapita, jauh di bawah Malaysia 950 watt per kapita, Singapura 2.500 watt per kapita.