Perlu Sejumlah Persiapan, Pertamina Salurkan B35 Secara Bertahap



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pertamina Patra Niaga selaku Subhlding Commercial and Trading PT Pertamina melakukan penyaluran bahan bakar minyak jenis solar yang sudah dicampur bahan bakar nabati 35% (B35) secara bertahap. 

Strategi ini dijalankan untuk mempersiapkan infrastruktur dan operasional Perusahaan.  Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan proses penjualan B35 tetap dilakukan secara bertahap. 

“Bertahap berdasarkan wilayah, di tahap awal ke region 1, 2, 8, dan sebagian region 5,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/2). 


Selama 20 hari penyaluran pertama B35, Irto mengakui penerimaan masyarakat masih sama karena dari segi harga tidak ada perubahan. 

Baca Juga: Harga Referensi CPO Naik pada Periode 16-28 Februari

Namun, Irto mengakui, dari sisi Pertamina akan ada beberapa perubahan dari sisi proses dan tentunya penambahan biaya dalam penyimpanan maupun proses blending. 

Hal ini juga pernah disampaikan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (7/2).

Harsono menyampaikan, pelaksanaan B35 dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pertama di Februari 2023 dan tahap kedua di Agustus 2023. 

Tahap pertama dilakukan di 4 wilayah di Indonesia yakni region 1, 2, 8, dan sebagian region 5 yakni di Bali dan Nusa Tenggara.  “Dari program implementasi ini diperkirakan peningkatan fatty acid methyl ester (FAME) sebesar 1,4 juta Kilo Liter (KL),” jelasnya. 

Tahap kedua membutuhkan 6 bulan untuk penyesuaian infrastruktur dan memastikan kualitas kontrol B35. Adapun pelaksanaan tahap kedua di region 3, 4, sebagian region 5 di Jawa Timur dan Madura, dan region 7. 

Baca Juga: Ini Strategi Kementerian ESDM untuk Kejar Target Bauran Energi Terbarukan

Harsono menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses penyaluran B35 yakni tambahan infrastruktur tanki dan blending system, tambahan biaya capex, dan kontrol kualitas harus diperketat.  

Adapun dukungan yang diperlukan Pertamina dalam proses penyaluran B35 ialah insentif blending Solar dengan Biodiesel (FAME) sebagai kompensasi penugasan sejumlah Rp 110 per liter atas biaya peningkatan infrastruktur yang ditanggung Pertamina Patra Niaga. 

“Kami mengidentifikasi adanya tambahan biaya Rp 110 per liter atas peningkatan infrastruktur, capex maupun untuk operasional,” ujarnya. 

Dari sisi hulu biodisel, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia, Paulus Tjakrawan memastikan penyaluran biodiesel ke hilir sejauh ini tidak mengalami hambatan. 

“Dari industri penyaluran biodiesel lancar,” balasnya singkat kepada Kontan.co.id saat dihubungi Senin (20/2). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli