JAKARTA. Niat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengusulkan repatriasi dana pengampunan pajak atau tax amnesty ditempatkan pada reksadana membutuhkan aturan tambahan. Pasalnya, beleid otoritas jasa keuangan (OJK) saat ini memperbolehkan investor reksadana konvensional melepas kepemilikannya (redemption) setiap saat. "Kecuali reksadana terproteksi yang bisa melakukan locked up," ujar Direktur Infovesta Utama Parto Kawito, Senin (2/5). Parto mengatakan pasar reksadana terancam mengalami volatilitas apabila dana repatriasi tidak dikunci. "Akibatnya investor tax amnesty akan rugi sehingga enggan mengikuti tax amnesty pada waktu berikutnya," tutur Parto.
Perlu tambahan aturan buat tampung dana repatriasi
JAKARTA. Niat Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengusulkan repatriasi dana pengampunan pajak atau tax amnesty ditempatkan pada reksadana membutuhkan aturan tambahan. Pasalnya, beleid otoritas jasa keuangan (OJK) saat ini memperbolehkan investor reksadana konvensional melepas kepemilikannya (redemption) setiap saat. "Kecuali reksadana terproteksi yang bisa melakukan locked up," ujar Direktur Infovesta Utama Parto Kawito, Senin (2/5). Parto mengatakan pasar reksadana terancam mengalami volatilitas apabila dana repatriasi tidak dikunci. "Akibatnya investor tax amnesty akan rugi sehingga enggan mengikuti tax amnesty pada waktu berikutnya," tutur Parto.