KONTAN.CO.ID - JAKARTA. XL Axiata melanjutkan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan data ke wilayah terpencil, terutama di luar Jawa. XL Axiata antara lain mengoperasikan BTS melalui skema universal service obligation (USO), bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di sejumlah provinsi. Antara lain Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Rawas Utara. Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, ada dua titik BTS USO di Sumatera Selatan. Masing-masing satu titik di Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara. Keduanya beroperasi pada bulan Desember 2020 dan kini telah membuka akses telekomunikasi dan data bagi warga masyarakat sekitarnya. “Sebelum ada BTS USO ini, desa sama sekali belum pernah terjangkau jaringan seluler baik telepon maupun internet,” kata Gede, dalam rilis yang dtierima Kontan.co.id, Kamis (22/4). Sebelum ada aringan USO ini, untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi dan data, masyarakat kedua desa harus mencari sinyal ke desa lain yang berjarak cukup jauh. Karena jaringan memang belum ada, hanya sebagian kecil warga yang memiliki sekadar ponsel. Mata pencaharian masyarakat desa setempat pada umumnya sebagai petani.
Perluas infrastruktur ke wilayah terpencil, XL Axiata operasikan BTS USO di Sumsel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. XL Axiata melanjutkan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi dan data ke wilayah terpencil, terutama di luar Jawa. XL Axiata antara lain mengoperasikan BTS melalui skema universal service obligation (USO), bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di sejumlah provinsi. Antara lain Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Rawas Utara. Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, ada dua titik BTS USO di Sumatera Selatan. Masing-masing satu titik di Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara. Keduanya beroperasi pada bulan Desember 2020 dan kini telah membuka akses telekomunikasi dan data bagi warga masyarakat sekitarnya. “Sebelum ada BTS USO ini, desa sama sekali belum pernah terjangkau jaringan seluler baik telepon maupun internet,” kata Gede, dalam rilis yang dtierima Kontan.co.id, Kamis (22/4). Sebelum ada aringan USO ini, untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi dan data, masyarakat kedua desa harus mencari sinyal ke desa lain yang berjarak cukup jauh. Karena jaringan memang belum ada, hanya sebagian kecil warga yang memiliki sekadar ponsel. Mata pencaharian masyarakat desa setempat pada umumnya sebagai petani.