KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) terus melanjutkan ekspansi jaringan. Perusahaan telekomunikasi ini menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 6 triliun–Rp 7 triliun pada 2018. Nilai capex ISAT tak jauh berbeda dengan belanja modal perusahaan ini tahun lalu. "Untuk mendanai capex, kami akan menggunakan sisa dana obligasi," kata Deva Rachman, Group Head Corporate Communications ISAT, di Jakarta, Jumat (2/3). ISAT akan menggunakan belanja modal ini untuk memperkuat jaringan, terutama di luar Pulau Jawa. Saat ini, pangsa pasar ISAT di seluruh Indonesia mencapai 20%. Sementara itu, 87% pangsa pasar di luar Jawa masih dikuasai oleh Telkomsel.
Menurut Deva, penetrasi Indosat di wilayah Jawa sudah cukup baik lantaran persaingan makin kondusif. Bahkan di beberapa wilayah Jawa, Indosat menjadi penguasa pasar. Makanya, saat ini perusahaan ini ingin lebih fokus menggarap pasar di luar Jawa. Hingga kini, ISAT sudah memiliki sekitar 60.000 base transceiver station (BTS) di seluruh Indonesia. Deva mengatakan, mayoritas BTS Indosat merupakan BTS 4G. ISAT juga telah menyelesaikan penataan ulang (refarming) pita frekuensi radio 2,1 GHz. Penambahan pita frekuensi radio ini sejalan dengan visi ISAT yang ingin meningkatkan kualitas layanan data internet, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggannya. Sejumlah kebijakan pemerintah pun dinilai akan mempengaruhi kinerja ISAT tahun ini. Salah satunya adalah aturan terkait registrasi ulang kartu SIM. ISAT menilai, dalam jangka panjang, kebijakan itu berpeluang mengurangi beban perusahaan. Menurut Deva, aturan ini justru bakal meningkatkan margin perusahaan dan positif bagi kebijakan efisiensi. "Akan mengurangi produksi kartu dan logistik ke seluruh Indonesia," kata Deva. ISAT juga mulai melakukan program optimalisasi kas perusahaan. Hal ini dilakukan melalui penandatanganan pinjaman subordinasi dengan anak-anak usahanya. Anak usaha Indosat tersebut adalah PT Aplikanusa Lintasarta, PT Portal Bursa digital, PT Starone Mitra telekomunikasi, PT Indosat Mega Media, PT Indosat Pte Ltd dan PT Lintas Media Danawa.