KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi syariah berupaya meningkatkan pangsa pasar hingga 25% dari asuransi konvensional pada tahun 2030. Guna mencapai target tersebut, industri asuransi syariah harus meningkatkan pangsa pasar hingga empat kali lipat dari saat ini. Diikuti kenaikan delapan kali lipat aset industri sehingga bisa menyamai capaian Malaysia. Aset industri asuransi syariah juga harus tumbuh setidaknya 30% per tahun sepanjang 10 tahun ke depan.
Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tatang Nurhidayat menjelaskan, saat ini pangsa pasar aset industri asuransi syariah baru sekitar Rp 40 triliun atau 5% dari industri asuransi konvensional. Sebagai gambaran, per Agustus 2021 asuransi syariah mencatatkan aset sebesar Rp 43 triliun. Jika tahun 2030 aset asuransi konvensional tumbuh dua kali lipat, setidaknya aset asuransi syariah mesti tumbuh sampai 8 kali lipat untuk bisa mencapai pangsa pasar 25% atau mendekati Rp 300 triliun di 2030. Sementara itu, salah satu perusahaan asuransi syariah PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) mengaku dalam menjaga bisnis, perusahaan menerapkan strategi bisnis dengan tetap menumbuhkan sektor mikro dengan di fasilitasi kemudahan dalam bertransaksi dengan platform digital.
Baca Juga: Askrindo beri asuransi kecelakaan dengan pertanggungan Rp 12,5 miliar Direktur Utama PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI), Mudzakir menjelaskan, pihaknya mempunyai program andalan yaitu Indonesia Berta'awun". rogram ini berisi kerjasama dengan lembaga philantroptropy untuk membantu memberikan kontribusi dalam memproteksi dhuafa. "Program ini sudah berjalan dan terus di sempurnakan untuk tujuan sebanyak-banyaknya mengedukasi bagi semua pihak baik Muzakki ataupun Mustahik betapa pentingnya Asuransi/ Taawwun (supaya kelangsungan kehidupan berkualitas bagi ahli warisnya saat sang pencari nafkah utama meninggal bisa terus berjalan)," ungkap Mudzakir kepada kontan.co.id, Minggu (31/10). Sementara itu, hingga akhir tahun ini ASYKI memproyeksikan kenaikan pertumbuhan antara 10% - 20%. Menurut Mudzakir, yang menjadi pendukung kenaikanya adalah kesadaran masyarakat akan kebutuhan asuransi apalagi di masa pendemi covid-19 ini. "Selain itu yang menjadi pendukung kenaikan adalah, beberapa bisnis baru yang tertarik dengan system pelayanan berbasis IT/digital yang di jalankan di ASYKI dan adanya produk baru yaitu Ikhtiar Wakaf yang akan di launching di akhir tahun 2021 ini," kata Mudzakir. PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) juga membidik target untuk menjadi pemimpin industri asuransi syariah di tahun 2024. Misi ini akan direalisasikan melalui strategi bisnis yang berfokus pada pasar ritel dan UMKM, pengembangan produk halal, serta perluasan distribusi dan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, Zurich juga sudah menyiapkan sejumlah inovasi dengan merancang rangkaian strategi yang berorientasi pada kebutuhan nasabah, seperti produk untuk wisata halal serta perjalanan ibadah haji dan umrah. Asal tahu saja, Zurich Syariah baru mendapatkan lisensi beroperasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli 2021 lalu. Zurich Syariah merupakan entitas hasil kerja sama Zurich Insurance Group (Zurich) dan PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) Unit Usaha Syariah, setelah diakuisisinya Adira Insurance oleh Zurich pada 2019 lalu.
Direktur Utama Adira Insurance Hassan Karim mengatakan, Adira Insurance Syariah telah membangun pondasi yang kuat untuk Zurich Syariah dan menempatkannya pada posisi terdepan dengan market share di industri asuransi syariah sebesar 12%. “Kami yakin bahwa dengan pondasi yang telah dibangun oleh Adira Insurance Syariah ditambah dengan dukungan keahlian global dan pendekatan Zurich yang berorientasi pada nasabah, Zurich Syariah dapat menghadirkan nilai lebih ke dalam industri asuransi syariah di Indonesia.” katanya. Saat ini, Zurich Syariah telah memimpin khususnya di pasar asuransi kendaraan, di mana perusahaan menguasai 24% market share pada pasar tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi