Perluas Pasar, Sido Muncul (SIDO) Targetkan Kontribusi Penjualan Ekspor Naik Jadi 15%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bakal memperluas penjualan pasar ekspor ke sejumlah negara seperti Vietnam dan beberapa negara di Afrika. Hal ini sejalan dengan target kontribusi ekspor perusahaan yang diharapkan meningkat menjadi 15% dalam kurun 3 tahun hingga 5 tahun mendatang.

"Vietnam kita sudah targetkan untuk bisa pengiriman perdana di semester kedua (tahun 2024) dan juga kami sedang pembicaraan dengan negara-negara lain di beberapa benua Afrika," kata Direktur Keuangan SIDO Budiyanto saat paparan publik, Rabu (28/8).

Budiyanto memaparkan bisnis SIDO di pasar internasional tumbuh signifikan. Hal ini didukung oleh beberapa negara fokus dengan pencapaian penjualan yang tinggi.


Baca Juga: Sido Muncul Bakal Perluas Pasar Ekspor ke Vietnam di Semester II-2024

"Pertumbuhan penjualan ekspor semester pertama tahun 2024 mencapai 73% YoY dibandingkan semester pertama tahun lalu. Dan juga penjualan ekspor berkontribusi 8% YoY terhadap total penjualan dari SIDO," ujarnya.

Tercatat, Malaysia menjadi negara tujuan ekspor utama dari SIDO, di mana penjualan ekspor ke Malaysia berkontribusi 4% terhadap penjualan total. Kemudian, pasar ekspor Filipina berkontribusi 1%-2% terhadap penjualan. Terakhir, pasar ekspor dari Nigeria menyumbang 1%-2% ke penjualan total perusahaan.

Di sisi lain, Budiyanto menegaskan SIDO terus berupaya mempertahankan sebagai market leader untuk pasar herbal melalui penguatan brand awareness

Baca Juga: Kinerja SIDO Diprediksi Tumbuh Positif Tahun Ini, Intip Rekomendasi Sahamnya

"Jadi yang kami lakukan terutama di consumer goods adalah yang pertama pasti selalu perkuat brand awareness dan selalu tersedia. Kami harus selalu diingat dan yang kedua harus selalu tersedia," terangnya.

Mengutip laporan keuangan, penjualan SIDO terpantau meningkat 14,67% year on year (YoY) dari Rp 1,65 triliun menjadi Rp 1,89 triliun per semester I-2024. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 35,79% dari Rp 448,10 miliar menjadi Rp 608,49 miliar.

Dari sisi penjualan, segmen jamu herbal dan suplemen masih menjadi kontributor terbesar mencapai Rp 1,11 triliun. Kemudian disusul penjualan makanan dan minuman sebesar Rp 716,70 miliar serta penjualan farmasi Rp 66,19 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati