KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain bisnis B2B platform manufaktur Tjetak kini memperluas solusi bisnis untuk mendigitalisasi manufaktur UKM dari hulu ke hilir bagi pelanggan B2B hingga retail. Tidak hanya berfokus pada industri kemasan, kini Tjetak menjangkau industri lain seperti elektrikal dan garmen. Seiring dengan hal ini, Tjetak pun memperkenalkan nama barunya, Manuva, yang menggambarkan ‘manuver’ perusahaan untuk menciptakan ekosistem manufaktur digital di Indonesia. “Perjalanan bisnis sejauh ini membuat kami percaya bahwa manufaktur kecil dan menengah memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama karena Indonesia saat ini sudah menjadi 10 besar negara manufaktur terbesar di dunia," kata Co-Founder Manuva Anggara Pranaspati dalam keterangannya, Kamis (19/5). "Manuva berfokus untuk berkolaborasi dengan perusahaan manufaktur skala kecil dan menengah yang umumnya masih belum mencapai utilisasi kapasitas yang maksimal (rata-rata baru 60%). Kami membantu mereka untuk mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki dengan memproduksi barang jadi untuk pasar retail, ataupun menerima pesanan produksi dari brand lain (maklon),” lanjutnya.
Perluas Solusi Digital Manufaktur, Tjetak Berganti Nama Menjadi Manuva
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain bisnis B2B platform manufaktur Tjetak kini memperluas solusi bisnis untuk mendigitalisasi manufaktur UKM dari hulu ke hilir bagi pelanggan B2B hingga retail. Tidak hanya berfokus pada industri kemasan, kini Tjetak menjangkau industri lain seperti elektrikal dan garmen. Seiring dengan hal ini, Tjetak pun memperkenalkan nama barunya, Manuva, yang menggambarkan ‘manuver’ perusahaan untuk menciptakan ekosistem manufaktur digital di Indonesia. “Perjalanan bisnis sejauh ini membuat kami percaya bahwa manufaktur kecil dan menengah memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama karena Indonesia saat ini sudah menjadi 10 besar negara manufaktur terbesar di dunia," kata Co-Founder Manuva Anggara Pranaspati dalam keterangannya, Kamis (19/5). "Manuva berfokus untuk berkolaborasi dengan perusahaan manufaktur skala kecil dan menengah yang umumnya masih belum mencapai utilisasi kapasitas yang maksimal (rata-rata baru 60%). Kami membantu mereka untuk mengoptimalkan kapasitas yang dimiliki dengan memproduksi barang jadi untuk pasar retail, ataupun menerima pesanan produksi dari brand lain (maklon),” lanjutnya.