KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) optimistis bahwa industri sawit akan tumbuh positif dengan perluasan pasar ekspor di tingkat global. "Untuk jangka panjang, Perseroan tetap optimis akan prospek industri sawit yang didukung oleh fundamental pasokan dan permintaan global yang kuat," kata Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary SMAR, Jimmy Pramono kepada Kontan, Rabu (5/6). Perseroan berkomitmen untuk terus menyiapkan pasokan, terutama mengingat keterbatasan pertumbuhan pasokan karena sebagian kebun yang menua memasuki fase peremajaan kembali.
"Kami selalu mengantisipasi berlanjutnya keterbatasan pertumbuhan pasokan karena sebagian kebun yang menua memasuki fase peremajaan kembali dan pola kondisi cuaca yang tidak menentu," ungkapnya. Saat ini, fokus strategi Perseroan adalah meremajakan kebun melalui upaya penanaman kembali dan penerapan mekanisasi secara intensif guna mempertahankan keunggulan atas produktivitas dan biaya. Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Cetak Laba Bersih Rp 918 Miliar Sepanjang Tahun 2023 Selain itu, inisiatif lainnya adalah mengembangkan bisnis bernilai tambah secara strategis. SMAR terus memperluas portofolio produknya guna memenuhi permintaan pelanggan yang senantiasa berkembang. Sementara itu, pertumbuhan permintaan untuk pangan dan oleokimia tetap kuat didukung oleh produktivitas minyak sawit yang tinggi, harga yang kompetitif, dan kegunaan yang beragam. Jimmy menambahkan bahwa penjualan bioenergi menjadi katalis perusahaan pada tahun ini. "Peningkatan permintaan untuk bioenergi juga menjadi katalis yang kuat sejalan dengan meningkatnya mandat pencampuran, terutama di Indonesia," sambungnya. Namun demikian, Perseroan akan tetap waspada di tengah ketidakpastian yang timbul dari ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan volatilitas kondisi perekonomian dunia. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga mengatakan bahwa CPO memang menjadi salah satu komoditas andalan untuk ekspor non migas. "Tetap CPO dan batubara hilirisasi seperti nikel dan manufaktur," jelasnya dalam konferensi pers di Kemendag, Kamis (4/1/2024).
SMAR Chart by TradingView