KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu ungkapan populer di pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang masih jadi perhatian para investor adalah Sell in May and Go Away. Apakah investor perlu melakukannya atau mengabaikannya? Kepala strategi ekuitas AS di Credit Suisse, Jonathan Golub, mengatakan ungkapan tersebut tidak mendapat cinta lagi di Wall Street tahun ini. Kendati demikian, perdebatan soal itu masih saja berlangsung hingga saat ini. Para pakar pasar saham mengakui bahwa sejarah menunjukkan periode enam bulan terkuat pasar saham ada di bulan November hingga April. Namun ada juga yang mengatakan bahwa sejarah itu tidak selalu membentuk rencana investor untuk masuk pasar saham.
Perlukah investor saham mengabaikan ungkapan populer sell in May and go away?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu ungkapan populer di pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang masih jadi perhatian para investor adalah Sell in May and Go Away. Apakah investor perlu melakukannya atau mengabaikannya? Kepala strategi ekuitas AS di Credit Suisse, Jonathan Golub, mengatakan ungkapan tersebut tidak mendapat cinta lagi di Wall Street tahun ini. Kendati demikian, perdebatan soal itu masih saja berlangsung hingga saat ini. Para pakar pasar saham mengakui bahwa sejarah menunjukkan periode enam bulan terkuat pasar saham ada di bulan November hingga April. Namun ada juga yang mengatakan bahwa sejarah itu tidak selalu membentuk rencana investor untuk masuk pasar saham.