KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (PermataBank) berhasil menutup tahun 2021 dengan pencapaian kinerja positif. Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant menyebut, penyaluran kredit PermataBank tumbuh 6,2% yoy menjadi sebesar Rp 125,5 triliun terutama didorong peningkatan kredit Korporasi 12% yoy dan pertumbuhan KPR 22% yoy pada 2021. "Sebagai bagian dari Bangkok Bank Group yang merupakan bank korporasi terkuat di Thailand, PermataBank akan terus mempercepat pertumbuhannya dengan memanfaatkan kolaborasi dengan skala dan keahlian Bangkok Bank," kata Chalit dalam paparan kinerja PermataBank 2021, Selasa (15/3).
Hal ini dibarengi peningkatan
share of wallet Bank dalam pengelolaan
trade & cash, memenangkan klien korporat dan konglomerasi baru di Indonesia, serta terus membangun hubungan yang baik melalui pertumbuhan kredit yang
pruden dan sehat. Tak hanya kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 24% yoy berkat kontribusi peningkatan tabungan dan giro sebesar 30% yang sejalan dengan strategi perusahaan untuk fokus pada pertumbuhan dana murah (CASA).
Baca Juga: Unit Usaha Syariah Bank Permata Catatkan Laba Bersih Senilai Rp 262,08 Miliar di 2021 "Hal ini juga untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang. Sejalan dengan ini, rasio CASA Bank mengalami peningkatan menjadi 54%, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%," kata Menurut Chalit, peningkatan tersebut mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham sehingga dapat dikelola secara optimal. Oleh karena itu, bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat dampak pandemi yang masih terus berlanjut dan secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren. Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross di bulan Desember 2021 menjadi 3,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9%. Rasio NPL net terjaga lebih baik menjadi 0,7% dibandingkan dengan 1,0% di tahun lalu. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank untuk membukukan pencadangan kerugian kredit secara
pruden dalam mengantisipasi potensi kerugian kredit. Rasio NPL coverage Bank dipertahankan secara mencukupi di kisaran 227%.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata Perkirakan Cadangan Devisa di Akhir 2022 Capai US$ 146 Miliar Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 35% dan 27%, dimana hal ini menjadi
key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun
inorganik. Lebih lanjut, Bank membukukan pendapatan operasional sebesar Rp10,1 triliun atau tumbuh sebesar 11% yoy sehingga laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 24% yoy menjadi Rp 4,7 triliun. Pertumbuhan ini berkat kontribusi pertumbuhan pendapatan Bunga bersih sebesar 17%. Alhasil, bank membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,2 triliun, meningkat 71% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 722 miliar. Hal ini diikuti pertumbuhan aset sebesar 18,5% yoy menjadi Rp 234 triliun pada 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .