JAKARTA. Musim revisi rencana bisnis bank (RBB) tidak mempengaruhi target bisnis PT Bank Permata Tbk (Permata). Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, pihaknya tidak mengubah target kredit, karena angka proyeksi pertumbuhan kredit sudah realistis sejak awal dengan memperhitungkan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan risiko kredit bermasalah. "Kami tidak revisi pertumbuhan kredit, karena dari awal sudah dipatok tumbuh 10%," kata Roy, kepada KONTAN, Selasa (16/6). Target kredit Bank Permata ini lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan kredit industri sebesar 15%-17%. Adapun, Permata baru mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,18% menjadi Rp 119,98 triliun per April 2015, dibandingkan posisi Rp 119,94 triliun per April 2014. Sependapat, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menambahkan, pihaknya dari awal sudah mengetahui bahwa akan terjadi perlambatan penyaluran kredit sehingga perusahaan hanya memasang target kredit sebesar 12%. Sedangkan, realisasi kredit terakhir tumbuh 5,77% menjadi Rp 339,04 triliun per April 2015, dari posisi Rp 320,53 triliun per April 2014. "Pertumbuhan itu sudah sesuai dengan prediksi kami," ucap Jahja.
Permata Bank dan BCA proyeksi kredit akan melambat
JAKARTA. Musim revisi rencana bisnis bank (RBB) tidak mempengaruhi target bisnis PT Bank Permata Tbk (Permata). Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, mengatakan, pihaknya tidak mengubah target kredit, karena angka proyeksi pertumbuhan kredit sudah realistis sejak awal dengan memperhitungkan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan risiko kredit bermasalah. "Kami tidak revisi pertumbuhan kredit, karena dari awal sudah dipatok tumbuh 10%," kata Roy, kepada KONTAN, Selasa (16/6). Target kredit Bank Permata ini lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan kredit industri sebesar 15%-17%. Adapun, Permata baru mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,18% menjadi Rp 119,98 triliun per April 2015, dibandingkan posisi Rp 119,94 triliun per April 2014. Sependapat, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menambahkan, pihaknya dari awal sudah mengetahui bahwa akan terjadi perlambatan penyaluran kredit sehingga perusahaan hanya memasang target kredit sebesar 12%. Sedangkan, realisasi kredit terakhir tumbuh 5,77% menjadi Rp 339,04 triliun per April 2015, dari posisi Rp 320,53 triliun per April 2014. "Pertumbuhan itu sudah sesuai dengan prediksi kami," ucap Jahja.