Permata dan Mega Menggenjot Pendapatan E-Channel



JAKARTA. Pendapatan non- bunga atau fee based income kini menjadi fokus bank demi mempertahankan kinerja. Maklum, kinerja perbankan  sedang tertekan karena ancaman kenaikan biaya dana dan penurunan net interest margin (NIM).

Bank Permata, misalnya. Bank patungan Standard Chartered dan Astra International ini resmi menggandeng Air Asia dan Jaya Piranti Solusindo (JATIS) guna melayani pembelian tiket pesawat. Dalam kerjasama ini, Permata mengincar fee  transaksi pembelian tiket pesawat melalui jaringan electronic channel (e-channel) Permata.

Executive Vice President Head, Retail Liabilities Products WM & e-Channels Bank Permata Bianto Surodjo, mengatakan dalam kerjasama ini Permata mengincar tambahan transaksi e-channel hingga 30.000 transaksi per bulan,  sehingga totalnya menjadi 100.000 transaksi. "Kami berharap, kerjasama ini juga dapat meningkatkan jumlah nasabah kami," ujarnya. Saat ini  jumlah nasabah Bank Permata mencapai 2 juta.


Berdasarkan catatan Bank Permata, hampir 10% pembayaran tiket menggunakan kartu kredit. Nilainya mencapai Rp 600 miliar. Adapun nilai transaksi e-channel Permata dengan JATIS hingga Mei sudah mencapai Rp 560 miliar, dengan rata-rata mencapai 50.000 transaksi.

Bank Mega mengayunkan langkah seragam. Bank mililk taipan Chairul Tanjung ini berencana memperbesar fee dari transaksi e-channel dengan menggandeng Aerta Air Indonesia (Aerta) dan PAM Lynnaise Jaya (Palyja) sebagai bank penerima tagihan air bersih wilayah Bogor, Tangerang dan Jawa Tengah. " Transaksi pembayaran tagihan paling banyak dibayarkan melalui ATM dan autodebet," kata Presiden Direktur Bank Mega, Kostaman Thayib.

Bank Mega berharap transaksi e-channel akan meningkat 50% tahun ini. Bank ini mencatat, transaksi melalui ATM mencapai 2 juta per bulan dengan nilai sebesar Rp 1,3 triliun. Melalui autodebet juga mencapai 2 juta transaksi  per bulan dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Sedangkan transaksi melalui internet banking dan mobile banking rata-rata 36.000 per bulan. "Tahun ini kami membidik fee income dari e-channel sebesar Rp 35 miliar," ucap Kostaman.

Kostaman menambahkan, pihaknya akan meningkatkan pelayanan transaksi dari berbagai sektor melalui e-channel. Menurut dia, cara ini mampu mendongkrak penambahan jumlah nasabah khususnya untuk dana murah seperti tabungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Roy Franedya