JAKARTA. Permata Bank Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini di atas 50%. Hal ini diungkapkan Achmad K. Permana, Head of Syariah Banking Bank Permata usai penandatanganan sindikasi untuk Mandala Multifinance di Jakarta, Jumat(1/4). Achmad menyebutkan hingga akhir 2010, total pembiayaan anak usaha PT Bank Permata Tbk(BNLI) ini baru mencapai Rp 1,45 triliun. Hingga akhir tahun ini, mereka menargetkan pembiayaan bisa mencapai Rp 2,4 triliun sampai Rp 2,5 triliun. "Pembiayaan kita masih kecil. Padahal Bank Indonesia (BI) sudah mematok pertumbuhan 50%-55%. Jika tidak bisa memenuhi hal itu, maka market share kami akan tertinggal," Achmad menjelaskan, Jumat (1/4). Permata Syariah optimis, bahwa target tersebut bisa dicapai. Pasalnya, potensi pembiayaan yang bisa digarap oleh bank syariah masih sangat besar. Misalnya pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM), pembiayaan perumahan dan consumer asset. Achmad mengakui pembiayaan di Bank Permata Syariah memang masih didominasi pembiayaan konsumer. Namun ia menyatakan banknya tak mau terus menerus mengandalkan segmen ini, melainkan akan menggenjot pembiayaan ke sektor korporasi. "Kita juga akan menyediakan portofolio terdistribusi. Kami ingin riding all Permata conventional infrastructure," kata Achmad. Di sektor korporasi, Permata Syariah menetapkan portfolio antara 30%-35%. Salah satu strateginya melalui sindikasi pembiayaan seperti yang diberikan kepada Mandala Multifinance, Jumat(1/4). Dalam sindikasi yang totalnya Rp 1,2 triliun ini, Bank Permata Syariah menyalurkan Rp 130 miliar untuk jangka waktu 3 tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Permata Syariah incar pertumbuhan pembiayaan hingga 50%
JAKARTA. Permata Bank Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini di atas 50%. Hal ini diungkapkan Achmad K. Permana, Head of Syariah Banking Bank Permata usai penandatanganan sindikasi untuk Mandala Multifinance di Jakarta, Jumat(1/4). Achmad menyebutkan hingga akhir 2010, total pembiayaan anak usaha PT Bank Permata Tbk(BNLI) ini baru mencapai Rp 1,45 triliun. Hingga akhir tahun ini, mereka menargetkan pembiayaan bisa mencapai Rp 2,4 triliun sampai Rp 2,5 triliun. "Pembiayaan kita masih kecil. Padahal Bank Indonesia (BI) sudah mematok pertumbuhan 50%-55%. Jika tidak bisa memenuhi hal itu, maka market share kami akan tertinggal," Achmad menjelaskan, Jumat (1/4). Permata Syariah optimis, bahwa target tersebut bisa dicapai. Pasalnya, potensi pembiayaan yang bisa digarap oleh bank syariah masih sangat besar. Misalnya pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM), pembiayaan perumahan dan consumer asset. Achmad mengakui pembiayaan di Bank Permata Syariah memang masih didominasi pembiayaan konsumer. Namun ia menyatakan banknya tak mau terus menerus mengandalkan segmen ini, melainkan akan menggenjot pembiayaan ke sektor korporasi. "Kita juga akan menyediakan portofolio terdistribusi. Kami ingin riding all Permata conventional infrastructure," kata Achmad. Di sektor korporasi, Permata Syariah menetapkan portfolio antara 30%-35%. Salah satu strateginya melalui sindikasi pembiayaan seperti yang diberikan kepada Mandala Multifinance, Jumat(1/4). Dalam sindikasi yang totalnya Rp 1,2 triliun ini, Bank Permata Syariah menyalurkan Rp 130 miliar untuk jangka waktu 3 tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News