Permata Syariah incar pertumbuhan pembiayaan rumah



JAKARTA. Uni usaha syariah Bank Permata memperbesar pembiayaan rumah (KPR). Perseroan ini memanfaatkan momentum pemberlakuan kebijakan rasio loan to value (LTV) untuk KPR bank konvensional. Aturan uang muka KPR minimal 30% bakal menaikkan permintaan KPR di bank syariah.

Achmad Permana, Kepala Bank Permata Syariah, menargetkan penyaluran KPR tahun ini bakal tembus Rp 1,2 triliun atau tumbuh dua kali lipat dari 2011 yang senilai Rp 600 miliar. Target itu terbilang mudah setelah melihat realisasi KPR sepanjang kuartal I 2012. "Akhir Maret kami sudah menyalurkan Rp 900 miliar," katanya, Rabu (13/6). Artinya, 75% target setahun sudah terpenuhi.

Untuk mengejar sisanya, Permata Syariah akan bekerjasama dengan induknya. Jadi, calon nasabah KPR Bank Permata yang tidak mampu memenuhi ketentuan uang muka akan dialihkan ke UUS. Tentu saja, pengalihan itu mempertimbangkan faktor kelayakan lain, seperti penghasilan bulanan.


Karena ingin fokus di KPR, Permata Syariah belum tertarik menggeluti bisnis lain, seperti gadai emas atau kartu kredit. Manajemen memilih mengurungkan niatnya tersebut sampai kajian bisnisnya benar-benar matang. "Daripada menciptakan peluang bisnis di sektor lain, kami lebih baik mengoptimalkan peluang yang ada saat ini," imbuh Permana.

Untuk mendongkrak aset, perseroan akan memperbanyak jaringan UUS. Lauren Sulistiawati, Direktur Ritel Banking Bank Permata, mengatakan outlet syariah bakal berjumlah 269 unit. Rinciannya, sebanyak 256 unit merupakan office channeling dan 13 lainnya kantor cabang pembantu syariah. "Tahun ini, ada dua kantor cabang pembantu syariah baru," kata Lauren. Nilai investasi diperkirakan Rp 1,5 miliar per kantor cabang.

Sekadar informasi, pada kuartal I 2012, Permata Syariah mengantongi laba Rp 58,5 miliar atau naik 314% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi pembiayaan, tercatat meningkat, yaitu dari Rp 1,58 triliun per akhir Maret 2011 menjadi Rp 3,98 triliun per kuartal pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie