Permintaan akan mirip lelang sebelumnya



JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang akan menggelar kembali lelang surat utang berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk. Seperti target lelang sukuk negara sebelumnya, pemerintah menargetkan bisa menggenggam dana Rp 1,5 triliun.

Dalam lelang kali ini, pemerintah menawarkan empat seri sukuk, yakni satu seri anyar SPN-S dan tiga seri lawas project based sukuk (PBS). Head of Fixed Income BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo menduga, investor akan meminta imbal hasil lebih tinggi ketimbang lelang sebelumnya.

Herdi meramal, imbal hasil akan naik sekitar 5 basis poin hingga 10 basis poin dibanding imbal hasil lelang sebelumnya.


Menurut Herdi, isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu investor meminta imbal hasil yang lebih tinggi. Faktor lain adalah tekanan rupiah yang tinggi serta tingkat risiko utang atau credit default swap (CDS) yang naik. "The Fed yang berencana mengurangi stimulus juga mempengaruhi investor meminta imbal hasil tinggi," kata Herdi, Jumat (7/8).

Herdi menduga, total permintaan yang masuk pada lelang kali ini tidak jauh berbeda dengan lelang sebelumnya. Pada lelang 28 Mei lalu, pemerintah mencatat permintaan yang masuk Rp 1,64 triliun. Saat itu, pemerintah hanya menyerap dana Rp 735 miliar. Jumlah permintaan yang dimenangkan tersebut lebih rendah ketuimbang target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun.

Dari sembilan lelang sukuk negara tahun ini, pemerintah hanya sekali mencapai target indikatif Rp 1,5 triliun, yaitu pada lelang sukuk negara pertama, pada awal Januari 2013. Setelah itu, pemerintah tidak pernah mencapai target indikatif karena tingginya imbal hasil yang diminta investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati