KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi alat berat menyusut di paruh pertama 2023. Data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) yang rilis belum lama ini menunjukkan, produksi alat berat hanya mencapai 4.014 unit. Jumlah tersebut turun tipis dibanding realisasi produksi alat berat periode semester I 2022 yang mencapai 4.042 unit. Ketua Umum Hinabi, Jamalludin, mengatakan bahwa permintaan alat berat sedang mengalami penurunan. “(Penurunan permintaan terjadi terutama di) sektor
mining,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/8).
Baca Juga: Pembiayaan Alat Berat Multifinance Semakin Terangkat Alat berat jenis hydraulic excavator mendominasi realisasi produksi alat berat di 6 bulan pertama 2023. Produksinya mencapai 3.372 unit atau setara 84% total realisasi produksi alat berat semester I 2023, sisanya terdiri dari motor grader 31 unit, bulldozer 391 unit, dan dump truck 220 unit. Harapan Hinabi, produksi alat berat tahun ini masih bisa melampaui realisasi produksi tahun lalu. Sebagai pembanding, berdasarkan data Hinabi, realisasi produksi alat berat di tahun 2022 mencapai 8.826 unit. “Sampai hari ini (proyeksi produksi alat berat tahun 2023) masih 10.000 unit,” tutur Jamalludin. Di tengah pasar yang melesu, sejumlah pemain alat berat masih mencatatkan kenaikan penjualan. PT Intraco Penta Tbk, misalnya. Laporan keuangan interim emiten berkode saham “INTA” tersebut menunjukkan, omzet dari lini usaha penjualan alat berat INTA naik 68,36% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 168,14 miliar di semester I 2022 menjadi Rp 283,100 miliar di semester I 2023. Sekretaris Perusahaan INTA, Astri Duhita Sari, mengatakan bahwa INTA telah merealisasi penjualan 206 unit alat berat di semester I 2023. “Jumlah tersebut setara 29% dari target satu tahun sebanyak 709 unit,” kata Astri saat dihubungi Kontan.co.id (8/80). Sementara itu, realisasi penjualan alat berat merk Komatsu oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) mencapai 3.145 unit di Januari-Juni 2023, naik 9,46% dibanding realisasi penjualan Januari-Juni 2022 yang berjumlah 2.873 unit. Sebagian besar penjualan alat berat Komatsu yang dibukukan oleh UNTR diserap oleh sektor pertambangan, jumlahnya setara 63% dari total penjualan alat berat UNTR di semester I 2023. Sisanya diserap oleh sektor agro sebesar 8%, konstruksi 15%, dan forestry 14%.
Baca Juga: Investasi Ban Alat Berat Tambang Butuh Modal Besar Tapi, menurut Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis, alat berat yang diserahterimakan kepada pelanggan di sektor tambang merupakan serah terima atas pesanan yang telah dilakukan 6-9 bulan sebelumnya. Sementara itu, permintaan tahun ini sudah mulai menurun dan stabil.
“Jadi meningkatnya dari tahun lalu, dan saat ini adalah saatnya alat-alat tersebut datang dan diserahkan ke
customer,” kata Sara kepada Kontan.co.id (8/8). Hingga tutup tahun 2023, UNTR masih optimistis bisa mengejar pertumbuhan volume berat. Tahun lalu, UNTR membukukan penjualan alat berat sebanyak 5.700 unit. “Yang jelas proyeksi tahun ini masih 6000 unit, dan untuk tahun depan biasanya baru dapat kita proyeksikan setelah kuartal III,” kata Sara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .