KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2023 berada di level 52,7. Angka ini turun 0,2 poin jika dibandingkan dengan capaian Januari 2024 yang berada pada level 52,9. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan berkelanjutan pada sektor manufaktur meski lajunya sedikit berkurang. Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan mengatakan bahwa melambatnya PMI Manufaktur pada periode laporan karena permintaan domestik yang masih kuat, tapi permintaan asing masih stagnan. "Permintaan domestik yang solid mendukung pertumbuhan pesanan baru dan output, sedangkan permintaan asing stagnan pada Februari dan akan sangat penting untuk mengamati tanda-tanda kondisi global yang lebih baik dalam bulan-bulan mendatang," ujar Jingyi Pan dalam keterangan resmi, Jumat (1/3).
Dalam laporan, dia mengatakan, produksi manufaktur di Indonesia naik pada Februari dan pada tingkat solid, meski laju pertumbuhan berkurang dari posisi tertinggi dalam dua tahun pada bulan Januari. Baca Juga: Pemerintah Bidik Investasi Rp 1.750 Triliun di 2025, Ini Kata Kemenko Kenaikan ini didorong oleh jumlah pekerjaan baru yang masuk semakin besar, perbaikan pada kondisi permintaan yang mendukung membantu pesanan baru naik selama sembilan bulan berturut-turut.