Permintaan batubara India bisa menyusut



JAKARTA. Sentimen negatif dari India menggerus harga batubara, yang sebelumnya sempat melambung ke level tertinggi sejak Oktober 2015 pada akhir pekan lalu. Tapi, peluang harga batubara untuk naik dalam jangka pendek masih terbuka.

Mengutip Bloomberg, Senin (25/4) harga batubara kontrak pengiriman Juni 2016 di ICE Futures Europe tergelincir 0,09% menjadi US$ 51,50 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun sepekan terakhir harga sudah bertambah 2,08%.

Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures, menuturkan, harga batubara tergelincir akibat aksi profit taking pelaku pasar setelah kenaikan harga yang cukup tinggi pekan lalu. Apalagi, fundamental si hitam belum kuat untuk mempertahankan kenaikan lanjutan.


“Kenaikan terjadi pekan lalu karena memang sentimen harga komoditas positif, jadi ikut terangkat,” kata Wahyu.

Secara fundamental, India berupaya menggenjot produksi batubara guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Salah satu perusahaan batubara terbesar di India, Coal India Ltd diprediksi bisa meningkatkan produksi tahunan menjadi 1 miliar ton dalam empat tahun mendatang.

Secara keseluruhan, produksi India bisa menyentuh 1,5 miliar ton. Jika pasar global kehilangan permintaan batubara dari India, harga batubara pun terkikis. Namun Wahyu melihat, kans harga naik masih ada saat pasar mengantisipasi pertemuan FOMC Kamis (28/4). Untuk jangka pendek ini tren harga batubara bullish.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures, memprediksi, harga batubara sepanjang tahun 2016 ini akan lebih baik dari tahun lalu. Level harga akan cenderung bergerak di rentang US$ 47–US$ 60 per metrik ton.

Maklum, permintaan batubara dari Asia masih tinggi, sedangkan produksi dipangkas. Deddy memprediksi, harga batubara Rabu (27/4) di kisaran US$ 51–US$ 52. Prediksi Wahyu di US$ 51,2– US$ 51,8 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie