KONTAN.CO.ID - SEOUL. Produsen chip asal Korea Selatan, SK Hynix Inc. bakal memangkas belanja modal setidaknya hingga 50% untuk tahun 2023. Ini dilakukan setelah SK Hynix melaporkan penurunan 60% pada laba kuartal III-2023 karena permintaan chip memori anjlok. Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10), laba operasional Hynix turun menjadi 1,7 triliun won setara US$ 1,2 miliar di periode Juli-September. Jumlah itu meleset dari perkiraan analis yang memperkirakan laba sebesar 2,5 triliun won. Sementara itu, pendapatan SK Hynix tercatat sebesar 11 triliun won di periode kuartal III-2022. Angka tersebut juga meleset dari perkiraan analis yang sebesar 12,2 triliun won.
Kinerja keuangan yang kurang menggembirakan ini, membuat SK Hynix memilih untuk memotong belanja modal. Langkah ini juga semakin menegaskan pesimisme tentang permintaan elektronik dalam menghadapi potensi resesi serta ketidakpastian atas kampanye Amerika Serikat (AS) untuk membatasi industri teknologi China. Pembatasan AS pada akses ke chip canggih dapat membatasi produksi di SK Hynix dan pabrik pembuat chip lainnya di China, menambah perkiraan suram yang datang dari pemasok chip lain seperti Micron Technology Inc. dan Texas Instruments Inc. “SK Hynix mendiagnosis bahwa industri memori semikonduktor menghadapi penurunan kondisi pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pengiriman produsen PC dan smartphone, yang merupakan pembeli utama chip memori, telah menurun,” kata SK Hynix dalam pengumuman laporan keuangannya.
Baca Juga: Anak usaha Intel, Mobileye Global Targetkan Dana Hingga US$ 861 Juta dalam IPO SK Hynix menambahkan, harga penyimpanan DRAM dan NAND merosot setidaknya 20% setiap tiga bulan. Perusahaan berencana untuk memangkas produksi secara bertahap, dimulai dengan produk yang kurang menguntungkan, meskipun masih mengharapkan pasokan memori akan melebihi permintaan dalam waktu dekat. Saham Hynix, juga sudah turun 29% di sepanjang tahun ini. Pada perdagangan hari ini, saham SK Hynix naik 2%, menandakan reaksi positif terhadap langkah perusahaan untuk menopang kelebihan pasokan. Pembuat chip Korea ini juga memperingatkan bahwa pabrik produksi DRAM di Wuxi, dekat Shanghai, mungkin terpaksa ditutup dalam skenario ekstrem di mana ia tidak dapat mengimpor peralatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan memperluas produksi. “Kontrol ekspor AS akan berdampak langsung pada industri chip mulai 2024,” kata Greg Roh, kepala penelitian teknologi di HMC Investment & Securities Permintaan chip global mendingin secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir karena melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga memaksa konsumen dan klien perusahaan untuk memangkas pengeluaran.
Baca Juga: Dampak Pembatasan Ekspor Chip AS ke China, Saham-saham Teknologi Lanjut Rontok Pemasok AS Texas Instruments (TI) turun sebanyak 6% dalam beberapa jam sebelum rilis Hynix setelah melaporkan proyeksi
underwhelming-nya sendiri. TI memiliki daftar pelanggan terbesar di industri semikonduktor, menjadikannya penentu arah untuk sektor secara keseluruhan. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., pembuat chip kontrak terbesar di dunia, juga memotong belanja modalnya tahun ini sebesar 10% pada pengumuman pendapatan terakhirnya. Saingan Hynix yang lebih besar, Samsung Electronics Co. melaporkan penurunan laba pertamanya sejak 2019 pada bulan ini dan telah mengisyaratkan tidak mengharapkan pemulihan permintaan sepanjang tahun depan. Samsung melaporkan pendapatan penuhnya pada hari Kamis.
Editor: Anna Suci Perwitasari