Permintaan data internet terus meningkat, ini prospek XL Axiata (EXCL) selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek cerah sektor telekomunikasi dinilai akan jadi sentimen positif bagi para emitennya, termasuk PT XL Axiata Tbk (EXCL). Salah satu faktor pendorong utamanya adalah kebutuhan akan data internet yang masih akan terus meningkat, baik semasa pandemi ataupun ketika pandemi telah berakhir.

Hanya saja, meningkatnya kebutuhan akan data internet ibarat pedang bermata dua. Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi menilai meningkatnya kebutuhan akan internet di satu sisi juga akan menjadi katalis negatif. Menurutnya, perang harga pada sektor telekomunikasi tidak bisa dihindari. Terlebih, dengan adanya pelemahan ekonomi, konsumen akan semakin sensitif terhadap harga.

“Semakin ketat kompetisi, maka pricing data pun bisa jadi lebih rendah. Ini nantinya akan berdampak jelek ke laporan keuangan emiten telekomunikasi, termasuk EXCL,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8).


Baca Juga: Kinerja XL Axiata (EXCL) diprediksi ciamik pada kuartal II-2020

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun melihat tren pada paruh pertama kemarin akan berlanjut pada sisa tahun ini. Menurut dia, jumlah pelanggan dan average revenue per user (ARPU) EXCL akan datar, sementara trafik data akan meningkat. ARPU akan datar seiring EXCL dinilai tidak akan menaikkan harga selama pandemi.

“Sementara untuk jangka panjang atau selepas pandemi, kami kira akan ada kenaikan harga dengan TLKM sebagai pelopornya, baru kemudian diikuti EXCL dan ISAT. Dengan EXCL yang punya dua merek dan tengah melakukan ekspansi di luar Jawa, ini akan jadi peluang besar bagi EXCL untuk menaikkan ARPU dan juga volume pengguna,” jelas Lee.

Setali tiga uang, Michael menilai meski ada persaingan harga, prospek EXCL ke depan masih akan menarik dan prospektif. Bahkan, setelah pandemi ini berakhir, peningkatan penggunaan data dinilai Michael masih akan terus berlanjut. Mengingat Indonesia dalam urusan penggunaan data masih rendah dibandingkan negara maju lainnya, hanya 7 GB per bulan.

Baca Juga: Kompetisi Mengetat, Pendapatan TLKM Tergerus, Indosat (ISAT) Naik, FREN Melambung

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya dalam risetnya pada 1 Juli 2020 menuliskan dampak persaingan harga tersebut telah berpengaruh terhadap kinerja EXCL. Tercatat, EXCL mengalami penurunan total pelanggan dari 56,70 juta pelanggan menjadi 55,49 juta pelanggan pada kuartal I-2020.

“Namun, dari sisi ARPU, secara kuartalan EXCL masih berhasil menjaganya stabil di level Rp 36.000 pada kuartal I-2020. Adapun untuk tahun 2020 ini kami menilai ARPU EXCL masih akan stabil di sekitar level Rp 36.000,” jelas Anissa

Pada tahun ini, Anissa memproyeksikan EXCL akan mampu mengantongi pendapatan hingga Rp 26,9 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 4,10 triliun. 

Baca Juga: Diuntungkan pandemi, berikut rekomendasi untuk emiten sektor telekomunikasi

Ketiga analis ini sama-sama merekomendasikan untuk beli saham EXCL. Anissa mematok target harga saham EXCL Rp 3.330 per saham, sementara Lee dan Michael dengan target harga masing-masing Rp 3.720 dan 3.850 per saham.

Adapun harga saham EXCL diperdagangkan menguat 0,83% ke Rp 2.430 per saham pada Rabu (11/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati