KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (
MARK) siap mempercepat rencana ekspansi peningkatan kapasitas produksi. Semula, emiten produsen porselen cetakan tangan ini menargetkan pembangunan pabrik ke 3 akan dilakukan di 2024. Namun, seiring permintaan hand former yang mengalami peningkatan cukup signifikan selama pandemi, pembangunan pabrik ke 3 telah beroperasi pada akhir Maret 2021. Produksi MARK memang tercatat meningkat ke level rata-rata 1,6 juta unit per bulan pada tahun ini. Padahal, pada tahun lalu, produksinya baru 740.000 per bulan. Tak hanya itu, jumlah ini juga sudah melebihi target awal tahun ini yang sebesar 1,3 juta per bulan. Analis Panin Sekuritas Jonathan Guyadi dalam risetnya pada 8 Desember menuliskan, di tengah ekspansi yang sudah dilakukan, MARK sejatinya masih punya ruang untuk kembali ekspansi. Pasanya, perseroan masih memiliki sisa land bank sebesar 40% yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi 2 pabrik baru.
“Ruang untuk neraca dalam melakukan ekspansi masih besar, di mana hingga akhir September 2021, net gearing MARK masih terjaga pada level 0,21x (2020: 0,30x). Hal ini membuat MARK masih memiliki ruang untuk meningkatkan leverage jika dibutuhkan untuk ekspansi ke depannya,” tulis Jonathan. Apalagi, ia juga melihat permintaan diekspektasikan masih positif. Hal ini terlihat dari MARK yang telah mengamankan kontrak hingga semester I-2021, dan telah mencatatkan nilai kontrak sebesar US$ 80 juta hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Hingga tahun depan, MARK optimistis dapat mempertahankan tren kinerja positif Menurutnya, tren pendapatan MARK ke depannya masih akan positif seiring selama pandemi permintaan dari penggunaan sarung tangan tercatat mengalami peningkatan. Ia menyebut pertumbuhan pendapatan MARK selama pandemi juga diproyeksikan tumbuh dengan pertumbuhan rerata tahunan sebesar: 11,4% year on year. Padahal pertumbuhan rerata tahunan dalam kondisi normal hanya 7,9% YoY. Jonathan bilang pertumbuhan tersebut juga didukung oleh penggunaan sarung tangan perkapita di negara berkembang yang tercatat masih di bawah rata-rata negara maju. Alhasil, ini memberikan ruang pertumbuhan yang cukup positif untuk pendapatan MARK ke depan, terlebih penjualan MARK didominasi oleh negara berkembang. Namun, Jonathan memperkirakan marjin MARK di tahun depan berpotensi turun mengingat harga bahan baku utama, yakni porcelain tercatat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan ini disebabkan oleh tingginya permintaan untuk sarung tangan secara global.
“Selain itu, patut dicermati terkait dengan
shipping cost, yang diproyeksikan akan tetap tinggi di 2022 serta gangguan supply chain yang dapat berakibat terkendalanya pengiriman inventory, yang dapat menekan gross dan operating margin ke depannya,” imbuh Jonathan. Namun, secara keseluruhan Jonathan masih meyakini MARK punya outlook yang positif ke depannya. Ia pun merevisi naik estimasi pendapatan dan laba bersih MARK di 2021 menjadi Rp 1,23 triliun dan Rp 375 miliar dan di 2022 sebesar Rp 1,61 triliun dan Rp 473 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, Panin Sekuritas masih merekomendasikan beli untuk saham MARK dengan target harga Rp 1.400 yang mencerminkan PE sebesar 11,2x di 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi