Permintaan Ekspor Alutsista Naik Tajam, Jokowi Akan Tinjau Produksi PT Pindad



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninjau langsung produksi alat utama sistem senjata (alutsista) yang diproduksi PT Pindad (Persero) di Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Jokowi mengatakan, permintaan ekspor akan alutista buatan PT Pindad mengalami kenaikan tajam. Oleh karenanya, kunjungan ke Pindad salah satunya akan membahas mengenai hal tersebut. 

"Jadi kami nanti akan rapat di Pindad dengan dirut dengan komisaris utama semuanya ingin memutuskan ke arah mana Pindad ini akan di bawa. Karena memang ada sebuah demand permintaan yang besar sekali dari luar untuk ekspor," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/7).


Baca Juga: Belanja Barang Kemenhan Jadi yang Terbesar, Tembus Rp 21,5 Triliun pada Semester I

Ia akan mengunjungi PT Pindad bersama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir. Pasalnya kata Jokowi PT Pindad berada dibawah Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN. 

Selain PT Pindad yang mengalami peningkatan permintaan ekspor, sebelumnya Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan bahwa, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga ada peningkatan permintaan CN 235 dari sejumlah negara. 

Prabowo mengatakan saat ini ada sekitar 100 permintaan pesawat CN 235. 

"Karena permintaan CN 235 di banyak negara cukup tinggi, cukup baik. Perhitungan kita kurang lebih ada permintaan 100 pesawat CN 235 dari Afrika, Amerika LAtin dan sebagainya," ungkap Prabowo di Komplek Istana Kepresidenan, Senin (10/7).

Oleh karenanya ia terus mendorong perkembangan industri pertahanan Indonesia agar lebih efisien, produktif serta inovatif.

Saat ini PT DI sudah dapat memproduksi 8 unit pesawat CN 235 dalam satu tahun.

Baca Juga: Prabowo Serahkan Pesawat Super Hercules C-130J Kepada TNI AU

Hal tersebut usai adanya revitalisasi, serta reformulasi prosedur kerja yang kemudian PT DI dapat meningkatkan produksi pesawat dari yang sebelumnya setahun 2 hingga 3 pesawat menjadi 8 unit.

"Laporan PT DI, mampu 8, dari yang tadinya 2-3 setahun, sekarang mampu 8 CN 235 setahun. Ini sangat bagus," kata Prabowo. 

Menurutnya, hal tersebut sangat positif ditengah permintaan akan CN 235 dari sejumlah negara cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi