Permintaan Emas di Asia Masih Lesu Akibat Harga Emas yang Tinggi dan Kurs yang Lemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan emas di India tetap lesu karena harga yang lebih tinggi. Pembeli menunda pembelian dengan harapan pemerintah akan memotong bea masuk dalam anggaran mendatang. Sementara permintaan di China juga melambat.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi kemungkinan akan menyajikan anggaran India pada bulan Juli.

“Mengharapkan pemotongan anggaran bea masuk, beberapa toko perhiasan menunda pembelian. Selain itu, permintaan ritel sangat lemah,” kata Ashok Jain, pemilik pedagang grosir emas Chenaji Narsinghji yang berbasis di Mumbai kepada Reuters.


Di India, konsumen emas terbesar kedua di dunia dan importir utama, harga dalam negeri diperdagangkan sekitar 71.600 rupee per 10 gram pada hari Jumat, setelah mencapai rekor tertinggi sebesar 74.442 rupee pada bulan lalu.

Diler emas India menawarkan diskon hingga US$ 9 per ons troi dibandingkan harga resmi dalam negeri – termasuk 15% impor dan 3% retribusi penjualan, dibandingkan diskon minggu lalu sebesar US$ 13.

“Musim hujan telah dimulai, dan di daerah pedesaan, para petani sibuk menanam tanaman musim panas. Akibatnya, toko perhiasan mengalami penurunan lalu lintas pembeli,” kata seorang diler yang memiliki bank swasta pengimpor emas batangan yang berbasis di Mumbai.

Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru (29 Juni 2024)

Di konsumen utama China, diler mengenakan premi sebesar US$ 12-US$ 23 per ons troi dibandingkan harga spot internasional pada minggu ini dibandingkan dengan US$ 18-US$ 25 pada minggu lalu.

“Konsumsi ritel di China telah turun secara signifikan, terutama karena tingginya harga emas dan saya yakin konsumsi ritel akan meningkat menjelang akhir kuartal ketiga ketika mendekati musim perayaan di Tiongkok,” kata Herman Chong, manajer pengembangan bisnis di Tiongkok. Rotbart & Co.

Di Jepang, emas batangan dijual dengan harga setara dengan premi US$ 0,5.

Pasar emas batangan Jepang sangat sepi karena yen sangat lemah dan tertahan oleh penguatan dolar, kata seorang pedagang yang berbasis di Tokyo.

Sementara itu, di Singapura, emas dijual setara dengan premi US$ 2,10 dan setara dengan premi US$ 2 di Hong Kong.

Ada lebih banyak pengunjung dibandingkan minggu lalu, dengan peningkatan transaksi klien, terutama dari sisi grosir, kata Brian Lan dari dealer GoldSilver Central yang berbasis di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati