Permintaan emas selama Imlek diwarnai aksi wait and see



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum perayaan Tahun Baru China atau Imlek umumnya mampu menggerek permintaan emas. Sayangnya, sejalan dengan kondisi penyebaran Covid-19 yang masih berlangsung tahun ini, Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono memandang perayaan tahun ini dilakukan dalam suasana wait and see.

"Imlek di Indonesia tahun ini masih dirayakan dalam suasana wait and see bagi sebagian investor untuk menentukan investasinya," ungkap Suluh kepada Kontan, Minggu (15/4). 

Di samping itu, Suluh menilai secara umum permintaan emas di Tanah Air jelang hari raya termasuk Idul Fitri cenderung meningkat, seiring kenaikan daya beli.  Dengan begitu, momentum imlek diharapkan mampu mendorong harga emas Tanah Air naik, dimana permintaan emas cukup sensitif terhadap pergerakan harga. 


Baca Juga: Pegadaian targetkan penjualan emas tahun ini tumbuh 15%

Namun, Suluh juga mengingatkan bahwa faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas bukanlah permintaan, melainkan pergerakan harga emas spot.  Dimana, untuk prospek pergerakan harga emas spot ke depan diprediksi masih akan mengalami kenaikan seiring dengan permintaan emas berjangka. 

"Emas spot diperkirakan bakal bertahan di atas level US$ 1.810 per ons troy, dimana pergerakan di bawah itu akan memicu aksi beli," ungkapnya. 

Untuk itu, Suluh merekomendasikan untuk wait and see bagi investor yang mengincar emas di pasar fisik. Sedangkan untuk pelaku pasar spot, sudah bisa mulai masuk beli untuk positioning. 

Adapun untuk emas fisik, dia memperkirakan pergerakan harga tahun ini akan berada di rentang Rp 900.000 per gram, dengan level resistance di level Rp 970.000 per gram.

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Senin 15 Februari 2021

Adapun sentimen yang menjadi perhatian untuk pergerakan harga emas ke depan masih terkait pada pergerakan dollar AS dan perkembangan paket stimulus dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 1,9 triliun. 

Prediksinya, untuk indeks dollar AS tidak lama lagi bakal mengalami rebound dari level rendahnya. "Fluktuasi dollar AS, ditentukan kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) beberapa bulan ke depan, dollar AS masih potensi naik," tandasnya. 

Selanjutnya: Baru dijual di awal Februari, emas edisi Imlek Antam (ANTM) sudah terjual 75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi