KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali harus menghadapi kasus gugatan konglomerat asal Surabaya, Budi Said dalam kasus pembelian 1,1 ton emas. Perusahaan pelat merah tersebut harus menerima kekalahan dalam putusan Peninjauan Kembali (PK) oleh Mahkamah Agung terkait gugatan pembelian 1,1 ton emas.

Meski demikian, analis menilai prospek ANTM masih cukup baik, didukung oleh solidnya harga emas. Senior Equity Research Analyst Jasa Utama Capital Sekuritas Samuel Glenn Tanuwidjaja menilai, mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, pendapatan dari segmen  emas akan tetap meningkat dikarenakan sejumlah faktor.

Pertama, menurunnya kondisi ekonomi di China akan meningkatkan permintaan investor terhadap emas sebagai safe haven Instrument. Penurunan kondisi ekonomi di negeri tirai bambu tersebut tercermin dari kinerja purchasing managers’ index (PMI) manufaktur, kinerja penjualan retail & properti, serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal 2023.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Level Rp 1.080.000 Per Gram, Kamis (21/9)

Kedua, prospek pandangan ekonomi yang volatile. Peningkatan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan minyak brent yang naik ke level tertinggi semenjak Maret 2022 dinilai dapat membebankan biaya transportasi emiten domestic. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja margin profitabilitas emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan, restoran, retail, consumer goods dan pertambangan.

Glenn menyebut, harga emas global sudah naik 1,6% dalam sebulan ini dan mendekati level resistance  US$ 1.944 per ounce .

“Saya memprediksi harga emas akan bergerak di rentang US$ 1.940 sampai US$ 1.980 per troy ounces, dengan memperhitungkan efek negatif dari kenaikan harga minyak yang berkelanjutan,” terang Glenn.

Per 30 Juni 2023, ANTM membukukan penjualan sebesar Rp 21,66 triliun. Raihan itu naik 15,38% secara tahunan atau Year-on-Year (YoY) dari Rp 18,77 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. ANTM membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  sebesar Rp 1,88 triliun, naik 23,84% YoY.

Melihat kinerja 6 bulan pertama, Glenn menilai secara keseluruhan kinerja ANTM cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan  pertumbuhan 15% yoy, namun berada di bawah rata-rata pertumbuhan historis 5 tahunan di periode yang sama. Capaian ini didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata emas yang dibarengi kenaikan volume penjualan logam emas sebesar 0,3% ke angka 13.508 kg.

Laba usaha dan laba bersih yang naik masing-masing 59% dan 24% yoy telah melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3,0%.

Baca Juga: Tersandung Gugatan 1,1 Ton Emas, Begini Prospek Saham Aneka Tambang (ANTM)

Glenn juga melihat adanya peningkatan net profit margin ANTM di semester I-2023 sebanyak 0,4% ke level 8,7%, dibandingkan rata-rata margin di sepanjang tahun lalu yakni 8,3%.

Dia merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 1.920 per saham. Target harga ini dengan  estimasi earnings per share  2023 di angka Rp174 per saham dan  price to earnings (PE) ratio 11,2 kali. Rekomendasi ini juga berdasarkan performa earnings yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi