KONTAN.CO.ID - OSLO. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan gas dunia akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan permintaan di Asia. Tetapi, penundaan produksi gas alam cair (LNG) baru akan membatasi pasokan. Mengutip Reuters, Kamis (3/10), permintaan gas, terutama di Eropa, turun tajam pada tahun 2022-2023 karena harga melonjak menyusul hilangnya pasokan gas pipa Rusia dalam jumlah besar akibat perang di Ukraina. Hal ini meningkatkan permintaan untuk LNG yang diperdagangkan secara global dan menempatkan Eropa dalam persaingan langsung dengan pembeli di Asia.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Bisa Lepas Landas Jika Israel Serang Balik Iran "Pertumbuhan permintaan gas global tahun ini dan tahun depan mencerminkan pemulihan bertahap dari krisis energi global yang menghantam pasar dengan keras," kata Keisuke Sadamori, direktur pasar energi dan keamanan di IEA. "Namun keseimbangan antara tren permintaan dan pasokan masih rapuh, dengan risiko volatilitas yang jelas di masa mendatang," imbuh Sadamori dalam sebuah pernyataan untuk menandai penerbitan "Tinjauan Keamanan Gas Global 2024" IEA. Dalam laporannya, IEA memperkirakan permintaan gas global untuk tahun penuh 2024 akan tumbuh lebih dari 100 miliar meter kubik (bcm), atau lebih dari 2,5%, ke rekor tertinggi baru sebesar 4.200 bcm. Pada tahun 2025, permintaan gas akan tumbuh 100 bcm lagi, atau 2,3%, ke rekor tertinggi baru, yang sebagian besar didorong oleh ekspansi ekonomi di pasar Asia yang tumbuh cepat.