Permintaan gendongan baby warp lokal makin meriah



Baby warp atau gendongan bayi kini tengah menjadi tren. Banyak ibu memburu gendongan jenis ini lantaran penggunaannya yang lebih fleksibel dan aman untuk segala aktifitas mereka. Dalam sebulan, omzet penjualan baby warp ini bisa mencapai Rp 10 juta.Seperti pakaian, jenis dan model gendongan bayi pun berganti. Dulu, gendongan bayi biasanya hanya berupa kain panjang dengan corak yang khas. Kemudian, muncul model gendongan yang lebih praktis, karena siap dipakai dengan model yang lebih trendi.Kini, berkembang pula gendongan yang sering disebut baby warp. Ini adalah gendongan tiruan sleepy warp atau keranjang dorong bayi. "Baby warp seperti membungkus bayi dalam gendongan sang ibu," terang Eos, pemilik Toko Ananndapers di daerah Tangerang, Banten.Sejak merambah pasar Indonesia pada 2008, peminat baby warp terus meningkat. "Peminatnya cukup banyak di kalangan ibu-ibu muda atau pekerja wanita yang baru saja melahirkan," ujar Eos.Maklum, penggunaan baby warp lebih praktis, lantaran tak perlu dililit seperti menggunakan selendang. Eos bilang, kelebihan baby warp adalah posisi bayi bisa sempurna saat tertidur lelap.

"Baby warp akan menyangga kepala dan leher bayi dengan sempurna dan sudah pasti aman," kata Ayuningtyas, produsen baby warp di Depok, Jawa Barat. Ia menjamin, bayi tak akan merosot dari gendongan, apalagi sampai jatuh.Karena menggunakan bahan-bahan yang aman bagi kesehatan bayi, para produsen baby warp lokal ini menjamin, sang buah hati dapat tidur dengan aman serta nyaman dalam gendongan ibu. "Ini karena penggunaan bahan spandex katun yang elastis serta tebal, sehingga dapat menopang berat bayi hingga 20 kilo," kata Eos. Ayu pun menambahkan, penggunaan baby warp juga bisa mengurangi guncangan bayi saat ibu menggendongnya. Inilah yang membuat bayi akan mudah tertidur lelap ketika digendong dengan baby wrap. Tidak hanya memberikan kenyamanan kepada sang buah hati, baby warp juga memastikan kenyamanan bagi ibu atau ayah. Pasalnya, cara pengikatan baby wrap bisa membagi berat tubuh bayi secara merata ke tubuh penggendong. "Ibu tidak akan merasa berat atau pegal. Jadi, tetap bisa membawa anak ketika mereka tengah melakukan aktifitas," tutur Eos. Cara menggunakannya juga lebih mudah, karena hanya perlu melilitkan kain pada pundak, punggung, dan pinggang. Keunggulan lain, ibu pun tak perlu sembunyi-sembunyi hanya untuk menyusui anaknya. Soalnya, "Kain akan menutup sampai ke kepala bayi," terang Eos.Sekarang, seiring dengan banyaknya orang yang menggunakan baby warp, pesanan yang mampir ke gerai Eos makin banyak. Bila setahun lalu ia hanya bisa mendapatkan pesanan tiga baby wrap setiap bulan, kini Eos bisa memperoleh hingga 12 pesanan per bulan. Maklum, selain dipakai sendiri, baby wrap juga sering menjadi kado untuk ibu-ibu yang baru saja melahirkan. Penjualan baby wrap-nya juga tak hanya di sekitar Jakarta, tapi juga menjangkau kota-kota besar lainnya di Indonesia, seperti Medan dan Pati. Eos menjual sebuah baby warp sepanjang lima meter dengan harga Rp 160.000. Peningkatan penjualan yang cukup tinggi juga dialami oleh Ayu. Dalam sebulan, ia menerima pesanan hingga 20 baby warp. "Saya juga harus memenuhi kebutuhan 10 re-seller yang tersebar di Depok dan Jakarta. Rata-rata setiap bulannya saya mengirimkan hingga enam baby warp," tutur Ayu. Wanita berusia 27 tahun ini menyediakan enam pilihan warna mulai dari dark purple, red hingga yang berkelir salem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi