JAKARTA. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pulp dan kertas menjadi satu-satunya sektor industri non migas yang mengalami penurunan kinerja pada kuartal tiga tahun 2011 sebesar 1,22%. Penurunan kinerja itu akibat krisis global yang menyebabkan penurunan konsumsi dan harga kertas dunia.Ketua Presidium Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Muhammad Mansur, mengatakan, krisis global telah menyebabkan bisnis dunia lesu. Akibatnya konsumsi kertas juga mengalami penurunan. Namun berapa persen penurunannya susah dihitung karena prosesnya sedang berjalan. "Dampaknya terasa dari penurunan harga kertas dari awal tahun," kata Mansyur, Selasa (8/11).Mansyur mengatakan, harga pulp dan kertas dunia mengalami penurunan hingga 20% sejak awal 2011. Pada awal tahun, harga pulp serat panjang dan kertas US$ 1.000 per ton kini turun menjadi US$ 800 per ton. Sedangkan pulp serat pendek dari harga sekitar US$ 900 menjadi US$ 700 per ton.Penurunan konsumsi dan harga kertas dunia itu diperkirakan akan terus berlanjut hingga awal tahun tahun 2012. "Tapi kalau nasib baik, awal tahun sudah mulai membaik," kata Manysur.Akibat penurunan konsumsi kertas itu, industri pulp dan kertas di Indonesia masih untung tapi tidak mengalami pertumbuhan yang besar. Secara nasional, dia memperkirakan pertumbuhan industri pulp dan kertas tahun ini sekitar 5% dari tahun lalu. Sedangkan produksi pulp dan kertas cenderung stagnan dibandingkan dengan tahun lalu.Aryan Wargadalam, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, mengatakan, penurunan kinerja industri pada kuartal tiga juga terjadi akibat siklus tahunan. Misalnya untuk ekspor mebel rata-rata sudah dipesan dan dikirim pada kuartal dua padahal mebel itu untuk perayaan Natal di akhir tahun. "Jadi pada kuartal tiga permintaan ekspor justru menurun," kata Aryan.Direktur Indah Kiat, Yan Partawijaya, mengatakan, meski dilanda krisis global tapi kinerja Indah Kiat masih tetap kinclong. Hingga kuartal tiga tahun ini, penjualan bersih mereka mencapai US$ 138,4 juta. "Terjadi kenaikan sebesar 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Yan.Yan menuturkan industri pulp dan kertas juga menghadapi tantangan isu negatif yang diembuskan oleh LSM internasional. Isu illegal logging, perusakan lingkungan dan dumping cukup mengganggu ekspor dari Indonesia. Namun isu itu menurutnya sengaja diembuskan oleh negara maju karena khawatir industri pulp dan kertas Indonesia akan menguasai dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Permintaan global melempem, industri kertas lokal muram
JAKARTA. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pulp dan kertas menjadi satu-satunya sektor industri non migas yang mengalami penurunan kinerja pada kuartal tiga tahun 2011 sebesar 1,22%. Penurunan kinerja itu akibat krisis global yang menyebabkan penurunan konsumsi dan harga kertas dunia.Ketua Presidium Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Muhammad Mansur, mengatakan, krisis global telah menyebabkan bisnis dunia lesu. Akibatnya konsumsi kertas juga mengalami penurunan. Namun berapa persen penurunannya susah dihitung karena prosesnya sedang berjalan. "Dampaknya terasa dari penurunan harga kertas dari awal tahun," kata Mansyur, Selasa (8/11).Mansyur mengatakan, harga pulp dan kertas dunia mengalami penurunan hingga 20% sejak awal 2011. Pada awal tahun, harga pulp serat panjang dan kertas US$ 1.000 per ton kini turun menjadi US$ 800 per ton. Sedangkan pulp serat pendek dari harga sekitar US$ 900 menjadi US$ 700 per ton.Penurunan konsumsi dan harga kertas dunia itu diperkirakan akan terus berlanjut hingga awal tahun tahun 2012. "Tapi kalau nasib baik, awal tahun sudah mulai membaik," kata Manysur.Akibat penurunan konsumsi kertas itu, industri pulp dan kertas di Indonesia masih untung tapi tidak mengalami pertumbuhan yang besar. Secara nasional, dia memperkirakan pertumbuhan industri pulp dan kertas tahun ini sekitar 5% dari tahun lalu. Sedangkan produksi pulp dan kertas cenderung stagnan dibandingkan dengan tahun lalu.Aryan Wargadalam, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, mengatakan, penurunan kinerja industri pada kuartal tiga juga terjadi akibat siklus tahunan. Misalnya untuk ekspor mebel rata-rata sudah dipesan dan dikirim pada kuartal dua padahal mebel itu untuk perayaan Natal di akhir tahun. "Jadi pada kuartal tiga permintaan ekspor justru menurun," kata Aryan.Direktur Indah Kiat, Yan Partawijaya, mengatakan, meski dilanda krisis global tapi kinerja Indah Kiat masih tetap kinclong. Hingga kuartal tiga tahun ini, penjualan bersih mereka mencapai US$ 138,4 juta. "Terjadi kenaikan sebesar 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Yan.Yan menuturkan industri pulp dan kertas juga menghadapi tantangan isu negatif yang diembuskan oleh LSM internasional. Isu illegal logging, perusakan lingkungan dan dumping cukup mengganggu ekspor dari Indonesia. Namun isu itu menurutnya sengaja diembuskan oleh negara maju karena khawatir industri pulp dan kertas Indonesia akan menguasai dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News